Tidak Ada Solusi untuk Entitas Yahudi Kecuali Memobilisasi Pasukan dan Mencabutnya

“Israel mengebom Lebanon selatan sebagai respons atas serangan beberapa rudal” (aljazeera.net, 22/3/2025).
Menyusul pemboman entitas Yahudi dengan tiga rudal primitif yang diluncurkan dari wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Lebanon dengan Palestina yang diduduki, negara-negara besar seperti Prancis, Amerika dan lainnya mengutuk dan mencela pemboman tersebut. Sementara entitas Yahudi meresponsnya dengan puluhan serangan, menewaskan enam orang dan melukai banyak lainnya di Selatan dan Bekaa. Meskipun melanggar perjanjian terbarunya dengan Hizbullah dan gagal mematuhi gencatan senjata sebelum tinta pada perjanjian mengering, entitas terus membom, menghancurkan, dan membunuh sejak saat itu. Bahkan entitas belum berkomitmen untuk penarikan penuh dari Lebanon, dan pasukannya tetap ditempatkan di lima titik. Kemudian, setelah dibombardir dengan rudal-rudal primitif itu, entitas melancarkan respons kekerasan terhadap Lebanon. Di sini kita harus mengambil sikap:
Pertama: Entitas ini tidak mengajukan banding ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, tidak pula mengecam atau mengutuknya. Sebaliknya, entitas meresponsnya dengan besi dan api, mengebom, membunuh, dan menghancurkan. Bahkan tidak menunjukkan kepedulian terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa atau negara-negara besar yang menjamin perjanjiannya dengan Lebanon ketika negara itu melanggar perjanjian dan meneruskan pendudukan, pemboman, dan penghancuran. Karena itu, obatnya adalah juga besi dan api, karena tidak ada yang dapat mengalahkan besi kecuali besi, dan tidak ada solusi bagi masalahnya kecuali dengan memobilisasi pasukan, terutama pasukan Yordania dan Mesir, untuk membasminya dan membalas agresinya.
Kedua: Entitas ini mengikuti pendekatan para leluhurnya dalam melanggar perjanjian. Sama seperti melanggar perjanjian dengan Lebanon, negara ini juga melanggar apa yang dikenal sebagai gencatan senjata tahun 1974 dengan Suriah. Mereka mengebom, menghancurkan, serta membunuh di Suriah dan terus melakukannya. Hal serupa juga terjadi di Gaza, melanggar perjanjian dan melanjutkan genosida terhadap rakyat Gaza, membakar dan membunuh ratusan orang dalam hitungan detik, kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita, tanpa memperhatikan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau apa yang dikenal sebagai konvensi internasional.
Ketiga: Kita belum melihat kekuatan-kekuatan besar atau Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang serangan entitas Yahudi. Sebaliknya, mereka berpihak padanya, mendukungnya dengan senjata dan media, serta membenarkan kejahatannya. Kita tidak boleh melupakan tangisan buaya mereka atas kelompok etnis kecil seperti Druze, Nusayris, dan Kristen.
Keempat: Beberapa negara Arab telah mengambil sikap kecaman dan kutukan, tanpa merasa malu di hadapan Allah, bahkan meski mereka memutuskan hubungan dengan entitas ini, namun beberapa negara secara terbuka mendukung dan menyambut para penjahatnya, seperti para penjahat UEA dan Firaun Mesir, yang berpartisipasi dalam pengepungan dan kelaparan rakyat Gaza.
Berdasarkan hal-hal di atas, kami menegaskan keyakinan kami:
– Perserikatan Bangsa-Bangsa dan negara-negara adikuasa lainnya adalah musuh Islam dan kaum Muslim. Bagaimana tidak, justru merekalah akar penyakit dan penyebab malapetaka? Merekalah yang meruntuhkan Khilafah Utsmani, menduduki negeri-negeri kita, membagi-baginya, menjarah kekayaannya, dan mengangkat tiran-tiran yang sejenis dengan mereka, bukan dari jenis kita, di atas pundak kita.
– Sistem internasional hanya dipahami dalam bahasa kekuatan, bukan dalam bahasa keadilan. Bagi mereka, keadilan ada di tangan yang kuat, sekalipun dia tidak adil, agresif, dan kriminal.
– Klaim Barat tentang hak asasi manusia, hak-hak perempuan, dan hak-hak anak semuanya adalah slogan-slogan palsu yang telah runtuh dengan tertumpahnya darah anak-anak dan wanita Muslim di Gaza, Suriah, Lebanon, Burma, Irak, Afghanistan, Bosnia, dan di tempat lainnya.
– Agama kita telah memerintahkan kita agar tidak tunduk kepada perampas kekuasaan, ataupun kepada pengkhianat dan antek, ataupun kepada ruwaibidhah (orang bodoh yang berbicara atau terlibat dalam urusan publik). Sebaliknya, Islam memerintahkan kita untuk tunduk kepada mereka yang kita pilih sendiri, yang akan memerintah kita berdasarkan hukum Allah, dan yang akan memobilisasi pasukan untuk menolong kaum tertindas dengan mendeklarasikan jihad guna membasmi entitas perampas kekuasaan.
Sebagai penutup, Allah telah berjanji kepada kita untuk menghancurkan kaum Yahudi yang suka menyerang, serta menyatukan negeri-negeri Muslim, dan melanjutkan kehidupan Islam. Kita mohon kepada Allah semoga hal ini terjadi pada hari-hari yang penuh berkah ini, dan itu tidaklah sulit bagi Allah SWT. [] Syeikh Dr. Muhammad Ibrahim
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 25/3/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat