Direktur ImuNe Ungkap Akar Masalah Penembakan Massal di AS

Mediaumat.id – Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara mengungkap penyebab kasus penembakan massal yang sering terjadi di AS.
“Menurut saya, akar masalahnya adalah peradaban Barat itu sendiri. Nilai-nilai kebebasan berpadu dengan sekulerisme telah menjadikan masyarakatnya sakit, mudah terjangkit penyakit mental, bangunan keluarga rapuh, ditambah iklim ekonomi kebebasan kepemilikan, industri yang tidak terkendali, juga faktor kemunduran ekonomi yang saat ini melanda,” ungkapnya kepada Mediaumat.id, Selasa (7/6/2022).
Menurutnya, kasus penembakan massal ini memang terbilang kompleks karena merupakan interaksi dari banyak faktor. “Ekonomi, sosial, kesehatan mental dan industri senjata yang bebas. Tidak bisa kita lihat secara parsial,” ujarnya.
Ia menilai pembangunan industri kapitalistik memang acap mengabaikan pembangunan manusia. “Manusia hanya dilihat sebagai objek pasar alias konsumen termasuk anak-anak muda yang dijadikan market empuk pabrik senjata di AS, termasuk market industri game dengan konten kekerasan yang juga semakin merajalela,” bebernya.
Menurut Fika, langkah somasi yang dilakukan keluarga korban kepada produsen senjata tidak cukup menyelesaikan masalah.
“Tentu saja tidak cukup, karena ini sudah masalah sistemik. Apalagi Daniel Defense hanyalah satu dari banyak perusahaan senjata AS, yang sebenarnya masih tergolong kecil karena hanya perusahaan manufaktur,” katanya.
Ia melihat peredaran senjata di AS memang sudah menjadi industri besar yang memiliki ekosistem pasar sangat luas dan besar, termasuk di luar negeri.
Mereka mengambil untung dari wilayah konflik dan pertumpahan darah di berbagai kawasan. “Ironisnya hari ini AS, justru menghadapi bumerang di dalam negerinya sendiri, karena perusahaan perakitan senjata seperti Daniel Defense memang dikenal sangat agresif memasarkan produk mereka ke kalangan anak muda,” kata Fika.
“Di luar negeri perusahaan senjata AS sangat mendominasi pasar. Hal ini tercermin dari data penjualan senjata pada 100 besar perusahaan senjata terbesar di dunia,” ungkapnya.
Fika mengutip laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (Stockholm International Peace Research Institute/SIPRI) yang dirilis pada Desember 2021. Dalam laporan tersebut diungkapkan, dari 100 pabrik dengan penjualan senjata terbesar di dunia, 41 di antaranya merupakan perusahaan berbendera AS. “Jumlah ini menjadi yang terbesar dibandingkan negara mana pun di dunia,” katanya.
Menurutnya, solusi dari kasus ini adalah meninggalkan sistem sekulerisme kapitalisme dan semua pilar yang menyangganya. Menegakkan otoritas hukum-hukum Allah di muka bumi yang akan menjadi pangkal kebaikan dan kesehatan sebuah peradaban.
“Seperti ungkapan ulama, ‘Islam menghapuskan penyakit di masyarakat hanya dengan beberapa lembar Al-Qur’an’ sementara Barat perlu penelitian ratusan miliar untuk menyembuhkan masyarakat mereka,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it