Investasi Politik Bahkan dalam Krisis Corona

The Washington Post (18/7) menerbitkan sebuah laporan dengan judul: “Arab countries rush vaccine to stricken Tunisia in ‘proxy battle’ for influence (Negara-negara Arab buru-buru vaksin untuk menyerang Tunisia dalam ‘pertempuran proxy untuk pengaruh), di mana ia berbicara tentang apa yang disebut “persaingan tiada akhir” antara negara-negara Arab untuk memasok Tunisia dengan vaksin anti-Coronavirus, apalagi dengan memperhatikan situasi epidemi yang memburuk yang dialami negara itu selama berminggu-minggu, The American Daily menggambarkannya sebagai bencana kesehatan yang tiba-tiba dan meluas.
Menurut laporan itu, perkembangan situasi epidemi di Tunisia mencerminkan tingkat solidaritas regional yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memungkinkan kekuatan Timur Tengah untuk melenturkan otot mereka dalam konteks perang proksi guna memposisikan diri di negara itu.
Laporan itu menambahkan bahwa krisis Tunisia merupakan kesempatan bagi Arab Saudi untuk membangun kembali perannya di bidang bantuan, peran bersejarah yang kehilangan kepemimpinannya dalam periode terakhir.
The Washington Post menutup laporannya dengan menekankan adanya dimensi politik internal dalam kerangka diplomasi vaksin.
Bahkan dalam krisis Corona sekalipun, investasi politik terus dilakukan demi memperluas pengaruhnya di negara ini. Seharusnya bantuan diberikan sebelum situasi di negara itu memburuk dan sebelum sistem kesehatan runtuh, namun negara-negara “penolong” menunggu kehancuran total agar bantuan yang mereka gelontorkan itu menjadi memiliki lebih banyak gema, sehingga tujuan bantuan menjadi perbincangan masyakat!
Seperti biasa, media mengoordinasikan proses ini, sehingga Anda hanya mendengar pujian dan terima kasih kepada negara-negara ini, daripada menyalahkan mereka atas diamnya dan keterlambatan mereka untuk bergerak, di mana mereka menunggu jumlah korban meninggal meningkat agar mereka tergerak untuk memberi kami beberapa yang kami butuhkan.
Sungguh menyakitkan bahwa kami melihat bagaimana kebijakan negara terutama negara-negara kaum Muslim. Padahal kita adalah satu umat, dan Rasulullah SAW bersabda:
«مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى»
“Orang-Orang mukmin dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Muslim).
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 22/07/2021.