Kemenristek dan Kemendikbud Dilebur, Prof Daniel: Perombakan yang Sia-Sia

Mediaumat.news – Terkait rencana peleburan Kemenristek ke dalam Kemendikbud, kemudian fungsi riset dan inovasi akan dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Cendekiawan Muslim Prof. Daniel Mohammad Rosyid, Ph.D., M.RINA mengatakan perombakan itu akan sia-sia saja.
“Saya jamin perombakan ini akan sia-sia saja karena tidak mengubah proses-proses bisnis yang terjadi di kabinet secara signifikan,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Ahad (11/4/2021).
Menurutnya, kesimpangsiuran kebijakan masih sering terjadi meskipun telah ada beberapa Menteri Koordinator dan Kantor Staf Presiden (KSP) segala. Bahkan setelah penguatan oligarki parpol yang mendukung rezim saat ini, kesimpangsiuran kebijakan masih sering terjadi.
Prof. Daniel menilai, akar masalahnya adalah biaya politik yang masih tinggi. Hal ini menyebabkan pengelolaan kementerian menjadi sangat dirundung ego sektor. Padahal koordinasi mensyaratkan kesimetrian informasi lintas-sektor, sedangkan ego-sektor merupakan resep bagi inefisiensi koruptif yang justru diharapkan parpol.
Prof. Daniel memandang, keterpaduan penelitian yang sudah lama diwacanakan oleh Dewan Riset Nasional (DRN) hingga hari ini masih sekedar mimpi di siang bolong. Posisi DRN makin lemah selama lima tahun terakhir. Dan ini menjelaskan mengapa kapasitas inovasi bangsa Indonesia semakin tertinggal.
Prof. Daniel meragukan BRIN yang diamanahkan dalam UU No. 19 tentang SisNas Iptek dan langsung di bawah Presiden akan mampu mengorkestrasikan banyak lembaga riset yang jauh lebih tua seperti LIPI, LAPAN, BPPT dan sebagainya. Apalagi jika kepala BRIN diambil dari kalangan politikus.
“Mencermati kecenderungan otoriterian pemerintah saat ini, saya curiga BRIN memang tidak dirancang untuk melakukan fungsi yang secara basa-basi dikatakan oleh anggota DPR Komisi VII Sugeng Suparwoto. BRIN bahkan akan menggantikan fungsi BPI yang banyak ditolak oleh berbagai kalangan masyarakat, menjadi Badan Reset dan Indoktrinasi Nasional. Tugasnya mereset kesadaran bangsa yang relijius ini sekaligus melakukan indoktrinasi paham sesat yang mengerdilkan Pancasila,” pungkasnya.[] Agung Sumartono