Pengamat: Solusi Dua Negara untuk Palestina Harus Ditolak

 Pengamat: Solusi Dua Negara untuk Palestina Harus Ditolak

MediaUmat Pengamat Timur Tengah Iranti Mantasari menyatakan solusi dua negara untuk Palestina harus ditolak.

“Solusi dua negara harus ditolak ya, tidak lain dan tidak bukan karena yang pertama alasan syar’i. Tentu saja karena tanah Palestina ini adalah tanah kharajiah yang dimiliki oleh kaum Muslimin hingga akhir zaman nanti,” ujarnya kepada media-umat.com, Sabtu (31/5/2025).

Ia menjelaskan, status tanah kharajiah ini tentu saja tidak boleh diberikan kepada orang kafir. Sementara solusi dua negara ini akan membagi wilayah Palestina itu menjadi tiga bagian sebetulnya.

Pertama, untuk warga Palestina. Kedua, untuk warga Yahudi. Ketiga, wilayah Yerusalem yang akan berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Jadi, lanjut Iranti, menyepakati Palestina untuk menjadi satu negara sendiri dan nanti Israel juga akan menjadi satu negara sendiri, itu sangat jelas menyelisihi syariat yang berkaitan dengan tanah kharajiah.

“Lalu yang berikutnya jika kita melihat kerangka berbangsa dan bernegara di era hari ini maka dapat dikatakan bahwa nanti ketika misalnya Palestina itu benar-benar merdeka maka, Palestina ini akan menjadi sebuah negara bangsa sendiri. Menjadi sebuah nation state sendiri yang kemudian memiliki hak untuk berdaulat yang untuk menentukan nasib sendiri dan lain sebagainya. Sementara di dalam Islam juga itu perlu dikritisi gitu. Pun dengan keberadaan Israel sebagai sebuah negara bangsa,” paparnya.

Karena PBB sendiri, ungkap dia, sebetulnya pada tahun 2022 itu pernah mengeluarkan sebuah laporan bahwasanya menghentikan penjajahan dan diskriminasi yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina itu menjadi hal yang sangat krusial untuk menghentikannya kekerasan yang terjadi antara dua pihak ini yaitu antara Palestina dengan Israel. Jadi sebetulnya PBB sendiri menyadari bahwa Israel ini adalah biang kerok, atau menjadi sumber masalah huru-hara yang terjadi antara Palestina dan Israel itu hingga hari ini.

“Jadi ketika di satu sisi PBB ini mengakui bahwa Israel ini biang kerok, sumber masalah tetapi juga akhirnya nanti menyepakati atau mendukung solusi dua negara. Itu sebetulnya tidak nyambung antara apa yang dilihat ya sebagai masalah, tetapi kemudian memberikan solusinya seperti itu,” ujarnya.

Sebetulnya juga, sebut Iranti, solusi dua negara itu adalah bentuk kompromi terhadap penjajah yang tidak menjamin apapun. Tidak menjamin keamanan, kedamaian atau kebaikan apa pun terhadap warga Palestina nantinya jika memang benar-benar terlaksana two state solution ini.

“Karena apa? Ya karena two state solution ini sebenarnya sudah menjadi solusi yang lama sekali disuarakan gitu oleh PBB tetapi ya Israel sendiri sebenarnya memang tidak menunjukkan iktikad bahkan ya iktikad yang baik terhadap Palestina begitu,” jelasnya.

Sehingga, lanjut dia, tidak menjadi suatu jaminan bahwasanya nanti jika Israel menjadi negara sendiri kemudian Palestina juga menjadi negara sendiri maka dia (Israel) tidak akan ada lagi penjajahan atas warga negara Palestina. Selama ini saja Palestina ada, itu selalu hampir tidak pernah satu tahun pun berlalu tanpa ada agresi yang dilakukan oleh Israel.

Blunder

Mengenai pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 28 Mei 2025 yang akan mengakui Israel jika Palestina merdeka, Iranti mengatakan jelas itu sangat blunder.

Karena, jelasnya, statement demikian sebetulnya menunjukkan bahwasanya itu tidak mencerminkan keinginan atau intensi dari rakyat Indonesia secara umum. Statement yang keluar dari lisan seorang kepala negara di hadapan forum dengan salah satu negara pemegang hak veto di PBB (Perancis) itu menggambarkan keterpojokan sebetulnya.

“Saya melihat ini adalah sebuah keterpojokan dari negeri ini yang ingin mengambil simpati publik internasional dengan menguatkan solusi yang ditawarkan oleh PBB itu sendiri, yaitu two state solution. Tetapi tidak bisa berbuat banyak untuk kemudian secara nyata memberikan kebebasan terhadap warga atau rakyat Palestina,” tandasnya.[] Rasman

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *