Peristiwa Militer Antara India dan Pakistan, Bagaimana Hal Itu Membantu Strategi AS di Eurasia?

Pendahuluan:
Pada tanggal 10 Mei 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan melalui Truth Social “gencatan senjata penuh dan segera” antara India dan Pakistan. Hal ini menyusul pembicaraan panjang yang dimediasi AS yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan Wakil Presiden J.D. Vance, dengan kesepakatan mulai berlaku pada pukul 5:00 sore waktu New Delhi (11:30 GMT).
- Latar Belakang Sejarah Konflik
Konflik Kashmir: Sejak pemisahan anak benua India pada tahun 1947, kedua negara telah berselisih mengenai kendali atas wilayah Kashmir, dan telah menyaksikan tiga perang (1947, 1965, 1971) selain seringnya terjadi pertempuran kecil.
Doktrin pencegahan nuklir: Baik India maupun Pakistan memiliki persenjataan nuklir, sehingga setiap eskalasi militer lokal berisiko meningkat menjadi konfrontasi nuklir.
- Urutan Kejadian Terkini
- 22 April 2025: Serangan “teroris” di dekat kota Pahalgam di Kashmir yang diduduki India menewaskan 25 tentara India dan seorang pria Nepal. India menghubungkan serangan tersebut dengan dukungan dari Layanan Intelijen Pakistan (ISI).
- 7 Mei 2025: India meluncurkan Operasi Sindur terhadap “infrastruktur teroris” di wilayah Pakistan, menggunakan rudal jelajah dan drone.
- Pada malam 8–9 Mei: Pakistan melancarkan “Operasi Bunyān al-Marshūsh”, yang menargetkan posisi militer India. New Delhi menanggapi dengan menutup wilayah udaranya dan mengerahkan pasukan cadangan.
- 10 Mei 2025: Mediasi AS berujung pada gencatan senjata langsung pada pukul 17.00 waktu New Delhi.
- Peran Amerika Serikat dan Alat Mediasi
Mediasi diplomatik: Dipimpin oleh Marco Rubio dan Wakil Presiden Vance melalui panggilan telepon terpisah dengan menteri luar negeri India dan Pakistan.
Komunikasi melalui Truth Social: Trump menggunakan platformnya sendiri untuk beriklan, memberikan fleksibilitas dalam menyusun pesan dan mengarahkannya langsung kepada publik di New Delhi dan Islamabad.
Waktu yang strategis: Pengumuman itu datang empat hari setelah keduanya saling serang, untuk mengurangi risiko konfrontasi berubah menjadi perang nuklir.
- Keuntungan Amerika dari Konflik
- Memperkuat posisi India
New Delhi telah menunjukkan kedisiplinan di bawah tekanan, yang membenarkan percepatan Perjanjian COMCASA (Comprehensive Mutual Countercyclical and Anti-cyclical Measures Agreement) dan BECA (Basic Exchange and Cooperation Agreement) untuk berbagi informasi militer dan ruang angkasa dan menegaskan kemitraannya di Indo-Pasifik.
- Menghentikan aliansi Pakistan-Tiongkok
Setelah Islamabad dianggap kurang selaras dengan Beijing, Washington memanfaatkan krisis tersebut untuk membuka kembali saluran militer terbatas (seperti meningkatkan armada F-16), sehingga mengurangi ketergantungan penuh Pakistan pada China.
Berikut rincian aliansi tersebut:
Pada bulan Februari 2025, pemerintahan Trump mengumumkan pendanaan sebesar 397 juta dolar untuk mendukung program pemeliharaan pesawat tempur F-16 Pakistan, dengan pembatasan ketat pada penggunaan pesawat tersebut demi memastikan bahwa pesawat digunakan secara eksklusif untuk operasi antiterorisme dan antipemberontakan serta mencegah penggunaannya dalam konflik apa pun dengan India.
Rincian dukungan AS:
- Pemeliharaan dan Peningkatan: Dukungan AS mencakup pemeliharaan menyeluruh untuk pesawat tempur F-16 Pakistan, termasuk pemeriksaan integritas struktural, pemeliharaan mesin, dan peningkatan perangkat lunak.
- Pengawasan ketat: Tim Keamanan Teknis (TST) kontraktor AS dibentuk untuk memantau penggunaan pesawat dan memastikan kepatuhan Pakistan terhadap pembatasan.
- Pembatasan: Pembatasan AS meliputi penggunaan pesawat hanya untuk operasi antiterorisme dan antipemberontakan, melarang penggunaannya terhadap India, dan menerapkan prosedur pengawasan yang ketat, termasuk inventarisasi pesawat dan peralatan setengah tahunan.
Dimensi geopolitik:
Langkah ini merupakan bagian dari strategi AS yang bertujuan mengurangi ketergantungan militer Pakistan pada China dengan membuka kembali saluran kerja sama militer yang terbatas, seperti dukungan untuk armada F-16, sambil tetap mempertahankan kontrol ketat atas penggunaan pesawat ini.
- Mendapatkan informasi intelijen
Keterlibatan tersebut memungkinkan pengujian kinerja tempur rudal dan pesawat tak berawak China dan Pakistan, dan memperbarui penilaian kekuatan untuk potensi konfrontasi di masa mendatang dengan Beijing.
- Mengokohkan peran mediator internasional
Mediasi AS telah memposisikan Washington sebagai pihak yang “rasional” yang mampu meredakan konflik antara dua kekuatan nuklir, sehingga memperkuat posisinya dalam tatanan global sebagai penjamin stabilitas.
- Mendukung strategi pembendungan China
Sebagai bagian dari strategi untuk membendung China di Eurasia, peristiwa tersebut menyebabkan diaktifkannya Aliansi Quadrilateral antara Amerika Serikat, India, Jepang, dan Australia, yang mengangkatnya dari manuver simbolis ke kohesi keamanan yang lebih dalam.
Dampak regional dan internasional:
Perjanjian Perairan Indus Ditangguhkan: Pakistan mencabut penangguhan sementara setelah gencatan senjata, tetapi ketegangan menyoroti rapuhnya perjanjian air yang vital ini.
Reaksi internasional: Negara-negara seperti Arab Saudi dan Turki mengutuk serangan teroris di Kashmir dan menyerukan pengekangan diri, sementara Mesir dan Maroko menyambut baik upaya AS untuk menjaga keamanan.
Keseimbangan nuklir: Krisis ini sekali lagi menggarisbawahi bahaya mengorbankan pencegahan nuklir, dan mendorong negara-negara Eropa utama untuk memperbarui upaya guna membatasi proliferasi nuklir di Asia Selatan.
Kesimpulan dan solusi Islam:
Apa yang terjadi membuktikan bahwa kepentingan Amerika adalah pendorong utama peristiwa di Eurasia, bukan kepentingan atau stabilitas kaum Muslim. Solusi Islam yang hakiki bukanlah dengan cara menengahi dengan kekuatan-kekuatan kafir atau mengaitkan nasib kaum Muslim dengan perhitungan mereka, namun solusinya adalah mendirikan satu institusi Islam yang menerapkan hukum-hukum Allah secara kaffah (menyeluruh).
Negara Khilafah Rasyidah ‘ala minhajin nubuwah, yang dipimpin oleh seorang Imam (Khalifah) yang dibaiat untuk memerintah berdasarkan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Hanya inilah jalan untuk meraih kejayaan dan kekuasaan serta membebaskan negeri-negeri dari kekuasaan kaum kafir dan tirani para antek.
Inilah solusi Islam terhadap persoalan sosial, politik, ekonomi dan keyakinan yang akan menjamin kejayaan dan stabilitas hidup kaum Muslim.
﴿هَذَا بَلَاغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ﴾
“(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.” (TQS. Ibrahim [14] : 52). [] Baha’ Al-Husaini – Irak
Sumber: hizb-ut-tahrir.info,14/5/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat