Farid Wadjdi: AS Atur Ulang Masa Depan Suriah dan Timteng

MediaUmat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan Amerika Serikat sedang mengatur ulang Suriah dan seluruh peta kawasan Timur Tengah.
“Bagaimana Arahan Suriah ala Amerika? Amerika sedang mengatur ulang seluruh peta kawasan pasca 7 Oktober 2023,” bebernya kepada media-umat.info, Rabu (14/5/2025).
Ia menyimpulkan demikian setelah menganalisis situasi dari empat poros utama. Pertama, prioritas AS bukan menjatuhkan Assad tetapi merancang penggantinya. Karena, rezim Assad selama puluhan tahun menjaga perbatasan demi keamanan entitas Yahudi sesuai arahan AS.
Makanya, sebut Farid, AS membiarkan saja ketika Assad menggunakan senjata kimia terlarang pada 2013 untuk membantai rakyatnya sendiri.
“Dengan demikian, keputusan untuk menjatuhkan Assad tidaklah bergantung pada kejahatannya, melainkan pada sejauh mana keberadaannya tetap berguna sebagai alat,” terangnya.
Kedua, perlindungan terhadap entitas Yahudi adalah garis merah. AS, tegas Farid, menolak kehadiran kekuatan yang memusuhi Israel di wilayah selatan Suriah, sebagaimana mereka juga menolaknya di selatan Lebanon. Yang berarti keamanan entitas Yahudi merupakan prinsip tetap dalam kebijakan AS.
“Karena itu, sebelum menjatuhkan Assad, Amerika harus memastikan tidak muncul ancaman baru terhadap entitas tersebut,” ujarnya.
Ketiga, pergeseran prioritas ke arah Cina dan kejutan 7 Oktober. Menurut Farid, setelah kegagalan dalam perang langsung (di Afghanistan dan Irak), AS mulai memposisikan ulang dirinya untuk fokus kepada Cina sebagai saingan ekonomi dan militer. Menjadikan fokus kebijakan luar negeri AS beralih ke Asia.
Operasi Badai al-Aqsha 7 Oktober 2013 mengguncangkan seluruh kalkulasi AS, mengembalikan isu Palestina ke panggung dunia, memicu gelombang kemarahan besar di kalangan rakyat Arab, mempermalukan rezim-rezim boneka dan mulai mengancam stabilitas AS.
“Sebagai respons, Amerika mulai mengizinkan Mesir mengambil peran eskalasi simbolis untuk meredam amarah publik, mendukung Raja Yordania dalam meredam gejolak rakyat, mendorong Turki untuk memainkan peran penyeimbang demi menjaga stabilitas situasi,” jelasnya.
Keempat, proyek AS untuk membentuk ulang Timur tengah. Dengan cara membongkar rezim-rezim lemah dan membentuk ulang kekuasaannya seperti di Sudan, Yaman, dan Libya, lalu membuat kesepakatan pembagian pengaruh dengan Iran, Turki, dan entitas Yahudi.
“Meloloskan gelombang baru normalisasi hubungan untuk menegaskan keberadaan entitas Yahudi sebagai negara sah di kawasan,” ujarnya.
Islam Menyikapi Realitas ini
Menurut Farid, sebagai seorang Muslim, tidak bisa setengah-setengah atau bersifat sementara, harus menjadikan solusi syariat satu-satunya dengan mendirikan kembali Khilafah Rasyidah yang mengikuti metode kenabian. Sehingga adanya kesatuan politik, satu pasukan yang menakuti musuh, dan sistem ekonomi yang mandiri bebas dari dominasi Barat.
“Ia satu-satunya solusi yang mampu mengakhiri pengkhianatan dan ketergantungan, menghancurkan entitas Yahudi, serta menggagalkan semua makar Amerika dan Barat,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat