Setop Menyalahkan Warga, Bongkar Ekonomi Kapitalisme

 Setop Menyalahkan Warga, Bongkar Ekonomi Kapitalisme

MediaUmat.info Menanggapi rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberlakukan syarat vasektomi untuk warga penerima bantuan sosial (bansos), Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyatakan setop menyalahkan warga dan anak, justru seharusnya bongkar sistem ekonomi kapitalisme.

“Jadi, setop menyalahkan warga dan anak, bongkar sistem ekonomi kapitalisme,” tuturnya kepada media umat.info, Kamis (1/5/2025).

Karena, menurut Iwan, keluarga dengan banyak anak bukan penyebab kemiskinan. Tapi penyebabnya adalah kegagalan pemerintah melakukan tata kelola ekonomi termasuk terhadap sumber daya alam yang luar biasa. Itu disebabkan pemerintah masih percaya dengan sistem ekonomi kapitalisme.

“Dalam kapitalisme tidak berlaku prinsip keadilan ekonomi, tapi survival of the fittest, yang kuat dia yang bertahan dan berkuasa,” ucapnya.

Akibatnya, cetus Iwan, yang kaya makin kaya, yang miskin makin nyungsep.

Sebab itulah, ujar Iwan, di Indonesia terjadi ketimpangan sosial terjadi begitu lebar. Di Indonesia ada warga yang kelaparan, gizi buruk, stunting bahkan sampai mati karena tidak punya penghasilan, tapi ada keluarga yang menguasai hutan, perkebunan ratusan ribu hektare, dan aneka pertambangan.

“Presiden Prabowo juga sudah diketahui publik memiliki sejumlah perusahaan yang bergerak di pengelolaan hutan, perkebunan, pabrik kertas, juga pengelolaan batu bara, minyak bumi dan gas alam,” kritiknya.

Kemudian, imbuh Iwan, ketimpangan penguasaan lahan juga terjadi besar-besaran.

“Lebih tragis, banyak warga yang kehilangan rumah, lahan, sawah dan kebunnya karena tergusur sejumlah proyek baik oleh pemerintah maupun swasta,” bebernya.

Selain itu, sambung Iwan, jangan lupakan juga korupsi yang menggerogoti hak-hak rakyat. Karena, korupsi juga berdampak pada bertambahnya kemiskinan yang diderita rakyat.

“Korupsi terjadi di hampir semua lini. Bahkan proyek bantuan sosial (bansos) dan makan bergizi gratis (MBG) juga tidak luput dari korupsi dan dinikmati kroni-kroni penguasa,” ungkapnya.

Pada kesempatan tersebut, Iwan juga menyampaikan, menjadikan pertambahan anak atau penduduk sebagai kambing hitam kemiskinan, bahkan menakut-nakuti warga bakal bertambah miskin dengan pertambahan anak, adalah sesat pikir yang basi. Mengalihkan kegagalan menciptakan pertumbuhan ekonomi, kegagalan menegakkan keadilan ekonomi, kegagalan ideologi kapitalisme pada rakyat. Sehingga, ganti dengan sistem Islam secara total, baru keadilan dalam segala bidang akan tercipta.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *