Kenaikan Tarif Impor AS Ganggu Rantai Pasokan Bahan Mentah

 Kenaikan Tarif Impor AS Ganggu Rantai Pasokan Bahan Mentah

Mediaumat.info – Ekonom Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Muhammad Hatta menyebut salah satu dampak negatif dari kebijakan kenaikan tarif impor barang AS adalah adanya gangguan rantai pasok bahan mentah dari Cina.

“Saat Trump menetapkan kenaikan tarif impor barang yang masuk AS pasti ada dampak negatifnya. Yang bisa dilihat adalah akan ada gangguan rantai pasok bahan mentah Cina yang terkena tarif impor paling tinggi yakni 145 persen,” ucapnya dalam Kabar Petang: Trump vs Xi Jinping, Indonesia Kebanting? di kanal YouTube Khilafah News, Jumat (11/4/2025).

Turunnya rantai pasok bahan mentah ini, menurut Hatta, karena permintaan produk Cina ke AS akan anjlok sehingga konsumsi bahan mentah pun akan turun.

“Dampak bagi Indonesia juga kurang lebih sama yaitu turunnya konsumsi bahan mentah, contohnya batu bara dan kelapa sawit,” ujarnya.

Xi Jinping sendiri, kata Hatta, akan mendatangi tiga negara Asean yaitu Vietnam, Malaysia, dan Kamboja dengan tujuan memperkuat hubungan perdagangan untuk mengalihkan konsumsi bahan mentahnya ke negara-negara tersebut.

“Ini juga akan membahayakan Indonesia karena produk-produk Cina akan membanjiri pasar Indonesia,” tambahnya.

Kebijakan Tidak Adil

Menurut Hatta, terjadi kebijakan yang tidak adil terkait perdagangan internasional. Masalah tersebut terjadi bukan sekadar dilihat dari tarif bea masuk tetapi juga dilihat dari mata uang apa yang digunakan dalam perdagangan internasional.

“Ingat, perdagangan global saat ini menggunakan mata uang US dollar. Siapa pemilik otoritas yang berhak mencetak mata uang US dollar Amerika? Ya Bank sentral Amerika. Sementara negara lain tidak bisa mencetak mata uang dolar. Ini artinya, Amerika bisa menghasilkan uang hanya dengan ‘nge-print’ sedangkan Indonesia misalnya harus jungkir balik menanam kelapa sawit hingga panen tiga tahun untuk mendapatkan dolar,” kritiknya.

Ia juga menandaskan, ekonomi yang kapitalistik sangat mudah diserang oleh negara lain di pasar modal dan valas.

Jadi, lanjutnya, meskipun Cina memiliki perdagangan yang surplus dengan lebih banyak ekspor daripada impor ke banyak negara, tetapi uang yang mereka hasilkan bisa dengan sangat mudah lenyap di pasar modal.

“Ekonomi internasional itu bicara tentang politik yang jauh dari sebatas hanya bicara tentang profit, melainkan juga ada nilai-nilai yang dipertahankan. Dalam hal ini Amerika tentu akan menjaga nilai-nilai yang mereka yakini yaitu tatanan ekonomi kapitalistik. Dengan tatanan ekonomi kapitalistik itulah Amerika menjaga hegemoninya terhadap dunia,” pungkasnya.[] Erlina

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *