AP dan Al-Jazeera Dibom, Pengamat: Untuk Tutupi Kejahatan Penjajah Yahudi

 AP dan Al-Jazeera Dibom, Pengamat: Untuk Tutupi Kejahatan Penjajah Yahudi

Mediaumat.news – Pemboman kantor berita Associated Press dan Al-Jazeera oleh Israel dinilai Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi untuk menutupi kejahatan-kejahatan yang dilakukan zionis Yahudi tersebut.

“Pemboman kantor berita AP dan Al-Jazeera ini menunjukkan upaya Israel untuk menutup-nutupi kejahatan-kejahatan yang dilakukan penjajah Yahudi ini,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Ahad (16/5/2021).

Farid menilai, meskipun keberadaan pers selama ini tidak terlampau memberitakan masalah Palestina secara obyektif, tetapi dengan fakta-fakta yang ada sekarang itu benar-benar sudah tidak bisa ditutupi oleh pers itu sendiri. “Bahkan oleh pers yang selama ini sebenarnya tidak berpihak kepada rakyat Palestina,” ujarnya.

Menurutnya, kejahatan yang dilakukan oleh penjajah Yahudi saat ini benar-benar vulgar. Benar-benar ada di depan mata. Jadi, sungguh sangat tidak masuk akal untuk menutup-nutupi kejahatan Israel ini. Itulah sebabnya penjajah Yahudi ini menghancurkan kantor berita terkemuka dunia ini yakni untuk membungkam atau menutup-nutupi kejahatannya.

“Kenapa Israel melakukan itu? Karena dia tahu kalau dunia melihat secara faktual apa yang dilakukan oleh penjajah Yahudi ini, maka siapa pun yang memiliki nurani itu pasti akan mengutuk kejahatan Yahudi ini,” ujarnya.

Farid melihat ketakutan Israel dengan pemberitaan yang sesuai dengan fakta tersebut akan memojokkannya. “Mereka akan kehilangan legitimasi. Meskipun sebenarnya tanpa fakta-fakta yang ditampilkan oleh media, sudah sejak awal sebenarnya penjajah Yahudi itu tidak memiliki legitimasi apa pun untuk melakukan kejahatannya,” paparnya.

Karena, menurutnya, posisi Israel itu sebagai penjajah di negeri orang. “Nah ini yang mesti kita catat. Sehingga logika mereka seperti ‘Kami diserang karena Hamas lebih dulu menyerang’, itu tidak masuk akal,” ungkapnya.

“Justru, Hamas itu menyerang untuk membebaskan negerinya. Sementara Yahudi itu datang untuk menjajah negeri tersebut,” tegasnya.

Ia menilai tidak masuk akal penjajah membela diri saat diserang. “Bagaimana mungkin dikatakan penjajah membela diri? Itu kan tidak masuk akal. Karena keberadaannya itu sebagai penjajah,” katanya.

“Coba kita bayangkan Belanda ketika diserang oleh pejuang di Indonesia lalu dia mengatakan, ‘Kami menyerang karena pejuang Indonesia itu menyerang kami’. Tidak ada satu pun yang bisa menerimanya. Karena posisi Belanda itu sebagai penjajah,” tambahnya.

Oleh sebab itu, ia melihat, Israel berusaha mendapatkan legitimasi sebagai sebuah negara, termasuk melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan banyak negara di dunia supaya penjajah Yahudi ini punya legitimasi. “Sejak awal penjajah Yahudi ini tidak punya legitimasi. Apalagi dengan korban yang demikian banyak, mereka itu tidak lagi memiliki alasan bahwa ini adalah membela diri,” terangnya.

Farid menduga itulah yang membuat Israel berupaya untuk menutup-nutupi fakta yang terjadi sebenarnya. “Dengan diungkapnya fakta yang terjadi sebenarnya itu maka logika-logika atau pembenaran-pembenaran itu akan tumbang,” ungkapnya.

Mudah Tumbang

Setidaknya ada dua argumen Israel yang, menurut Farid, mudah sekali ditumbangkan. Pertama, logika bahwa Israel adalah korban. Menurutnya, itu akan tumbang. “Bagaimana dikatakan korban, justru yang menyerang korbannya itu lebih banyak. Mereka memosisikan dirinya sebagai korban dari Hamas, dari Palestina, sementara korban Palestina itu lebih banyak? Bagaimana dikatakan dia sebagai korban?” tanyanya heran.

“Sama seperti seorang penjahat. Ia membunuh banyak orang. Mungkin membunuh setengah kampung. Kemudian penjahat ini terbunuh tiga orang. Ketika ditanya, ‘Kami ini korban’. Orang dengan logika sederhana pun bisa menilai, bagaimana mungkin dikatakan korban kalau justru yang mereka serang itu jumlah korbannya lebih banyak. Ini akan membantah legitimasi mereka bahwa mereka adalah korban,” bebernya.

Kedua, membantah legitimasi bahwa kritik atau serangan terhadap Yahudi yang sering dianggap sebagai sikap anti Smith. Farid menilai ini juga akan runtuh. Karena ini bukan persoalan anti Smith atau tidak. Tetapi persoalan begitu banyaknya korban pembunuhan yang dilakukan oleh penjajah Yahudi. Maka, logika anti Smith mereka itu juga akan tumbang.

Menurut Farid, selama ini kan yang mengritik Yahudi itu, mereka anggap anti Smith, padahal orang yang mengkritik tidak mempersoalkan apakah Yahudi atau tidak. Tetapi yang dipersoalkan banyak pihak itu korbannya banyak. Korbannya itu adalah rakyat yang tak berdosa termasuk wanita-wanita tak bersalah,” jelasnya.

“Itulah alasannya kenapa Israel itu menutup-nutupi. Untuk menutupi hancurnya legitimasi-legitimasi yang selama ini berupaya mereka bangun, bahwa mereka itu korban, anti Smith dan sebagainya. Itu akan runtuh dengan banyaknya korban-korban yang ada pada rakyat Palestina,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *