Zionis Yahudi Menggunakan Alasan Lucu untuk Serang Iran

 Zionis Yahudi Menggunakan Alasan Lucu untuk Serang Iran

MediaUmat Mahasiswa Doktoral Nuclear Engineering Institute of Science Tokyo R Andika Putra Dwijayanto Zionis Yahudi menyerang Iran dengan alasan selangkah lagi mengembangkan senjata nuklir itu agak lucu.

“Ini agak lucu karena sebenarnya Israel sudah punya senjata nuklir duluan,” ujarnya kepada media-umat.com, Selasa (24/6/2025).

Ia menjelaskan bahwa entitas ilegal Yahudi dengan menerapkan politik ambigu disengaja (politics of deliberate ambiguity), jadi tidak membenarkan atau membantah klaim. Ini cukup untuk menunjukkan bahwa faktanya mereka punya senjata nuklir, apalagi riset ketenaganukliran juga aktif di sana.

“Ada di berbagai universitasnya, risetnya pun tidak ecek-ecek. Jadi, buat saya Israel ini sedang bersikap hipokrit, tidak beda jauh dengan tuannya (Amerika Serikat),” jelasnya.

Tidak Ada Bukti

Adapun Iran, lanjutnya, tidak ada bukti bahwa mereka mempunyai atau sedang mengembangkan senjata nuklir. Ali Hosseini Khamenei pernah memfatwakan haram senjata nuklir, Iran pun juga mendatangani Traktat Non-Proliferasi (TNP) atau Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT), yang menunjukkan mereka tidak berniat mengembangkan aspek ketenaganukliran untuk keperluan militer.

“Mereka pun mengizinkan IAEA (International Atomic Energy Agency) untuk menginspeksi fasilitas nuklirnya, beda dengan Israel yang seringkali mencegat IAEA. Kalau mau, sebenarnya mudah saja bagi Iran. Apalagi mereka dibekingi Rusia, yang juga membantu secara tidak langsung pengembangan senjata nuklir Korea Utara,” ujarnya.

Andika juga menjelaskan, propaganda yang ingin menegaskan Iran adalah rogue state (negara nakal) dengan dalih senjata nuklir, justru tidak berlaku ke nuclear weapon state. Karena dengan alasan membutuhkan senjata nuklir untuk pencegahan atau penangkalan, menakut-nakuti, tidak ingin dunia jatuh dalam perang nuklir yang diinisiasi oleh negara-negara tidak bersahabat.

“Tentu saja standarnya ditentukan oleh “polisi dunia,” yakni AS. Jadi buat saya ini bentuk hipokrisi ala AS, supaya mereka tetap bisa mengontrol dunia,” jelasnya.

Perang Nuklir

Andika menyebut, Ilmuwan era perang dingin Carl Sagan memprediksi adanya nuclear winter semisal terjadi perang nuklir. Walaupun, prediksi itu dibuat menggunakan model yang simplistik dan asumsinya tidak akurat, jadi overestimasi dampak. Ada doktrin dalam skenario perang nuklir, siapa yang menyerang duluan dia yang menang. Bukan sekadar karena kerusakan fisik, tapi hancurnya mental negara yang kena serangan senjata nuklir.

Karena, menurutnya, tipikal senjata nuklir sekarang berbeda dengan zaman awal-awal pengembangannya, khususnya yang dijatuhkan di Jepang ketika Perang Dunia II. Alih-alih penghancur massal yang tidak membedakan mana sipil mana militer, sekarang rudal nuklir dikembangkan untuk menyerang target strategis, misalkan gudang senjata. Kekuatan utama senjata nuklir ada pada lepasan panasnya, bukan radiasi, Hiroshima dan Nagasaki menjadi bukti bahwa kota tersebut masih bisa dibangun.

“Masalahnya? Masyarakat tidak tahu. Mereka tahunya senjata nuklir itu ya Hiroshima dan Nagasaki. Jadi sekalipun dampaknya mungkin tidak terlalu parah ketimbang dua kasus sebelumnya, ada kemungkinan mental masyarakat sudah runtuh duluan. Kalahnya dari situ,” terangnya.

“Saya lihat tidak akan sampai nuclear winter, tapi dampak kerusakannya kalau bolak balik menyerang jelas akan besar, terlalu besar untuk ditanggung sebuah negara bahkan AS sekalipun,” imbuhnya.

Gimik yang dibikin AS menyerang fasilitas nuklir Iran di Fordow, katanya, membuktikan AS tidak seberani itu menyerang menggunakan senjata nuklir secara langsung, kecuali AS sudah siap menerima gelombang penolakan publik baik internasional maupun nasional. Warga AS sendiri sudah muak dengan kebijakan polugri AS, dan menyerang negara lain dengan senjata nuklir mungkin sekali akan menimbulkan kaos di dalam negeri.

“Dampaknya ke ekonomi dan politik berbagai negara yang rapuh akan cukup buruk, jadi mereka juga pasti hitung-hitungan,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan harus ada kekuatan ideologi alternatif dari ideologi kapitalisme dan komunisme yang telah digunakan sekarang dunia saat ini, untuk menentang hegemoni peradaban eksisting yang berani menantang secara diametral untuk melucuti senjata nuklir sepenuhnya.

“Selama tidak ada kekuatan ideologi alternatif, ancam-ancaman dan propaganda soal senjata nuklir ini akan terus digunakan AS dan kroninya untuk menekan dunia dalam kontrol mereka,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *