Xenophobia, Cermin Rapuhnya Masyarakat Akibat Kebijakan Kapitalistik
MediaUmat – Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin menyebutkan, xenophobia (sikap anti-orang asing) di Jepang, cermin rapuhnya masyarakat akibat kebijakan kapitalistik.
“Xenophobia merebak di Jepang. Bukan hanya ancaman bagi imigran tapi juga cermin rapuhnya masyarakat akibat kebijakan kapitalistik,” tuturnya dalam akun TikTok @umar__syarifudin, Ahad (4/9/2025).
Menurutnya, Jepang tengah menghadapi dilema besar terkait imigrasi. Hal ini menyebabkan ribuan orang berunjuk rasa di Asakusa, Tokyo, menolak kebijakan pemerintah yang membuka pintu tenaga kerja asing.
“Sentimen anti-imigran makin menguat, dipicu hoaks bahwa Jepang akan menetapkan ‘kampung halaman’ bagi migran Afrika. Padahal, pemerintah membantah rencana itu,” ungkapnya.
Umar menilai, isu imigrasi kini dipolitisasi. Meski pekerja asing baru tiga persen dari populasi. Partai anti-imigran, Sanseito sukses melipatgandakan kursinya.
“Sementara, tanpa pekerja asing, ekonomi Jepang bisa terancam lumpuh,” terangnya.
Jepang, lanjutnya, selama puluhan tahun menggantungkan diri pada sistem ekonomi yang mengeksploitasi tenaga kerja. “Namun enggan menyiapkan solusi berkeadilan saat krisis demografi melanda,” bebernya.
Sementara, lanjutnya, akar masalahnya justru pada model kapitalisme yang menua bersama negaranya.
“Bahaya diskriminasi, eksklusi dan potensi kekerasan bisa makin besar bila pemerintah menutup mata dan hanya mengutamakan keuntungan ekonomi semata,” pungkasnya.[] Ajira
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat