Pemerintahan Trump mengancam akan mengambil sikap keras terhadap pemerintahan baru Suriah, dimana pemerintahan Trump mengeluarkan tuntutan kepada pemerintahan baru Suriah agar bertindak keras terhadap para ekstremis dan pengusiran militan Palestina dengan imbalan keringanan sanksi terbatas, kata pejabat AS kepada Wall Street Journal.
Para pejabat mengatakan bahwa Gedung Putih telah mengeluarkan arahan kebijakan dalam beberapa pekan terakhir yang menyerukan pemerintah Suriah untuk mengambil langkah-langkah yang mencakup pengamanan persediaan senjata kimia negara itu. Mereka mengatakan bahwa Washington pada gilirannya akan mempertimbangkan untuk memperbarui keringanan sanksi terbatas yang dikeluarkan oleh pemerintahan Joe Biden sebelumnya untuk mempercepat aliran bantuan ke negara tersebut.
Surat kabar itu mengatakan bahwa arahan ini mencerminkan skeptisisme dalam pemerintahan Trump terhadap pemerintah Suriah, dan dalam konteks terkait bahwa ketidakhadiran Rusia dalam rencana politik tersebut menunjukkan bagaimana pemerintahan Trump meredakan, setidaknya untuk saat ini, tekanan yang diberikan Washington selama era Biden untuk mendesak Damaskus membersihkan pangkalan militer Rusia di Suriah. Hal tersebut terjadi saat pejabat AS bernegosiasi dengan Moskow untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
The Wall Street Journal mengutip pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, “Amerika Serikat saat ini tidak mengakui entitas mana pun sebagai pemerintah Suriah,” dan menekankan bahwa “Otoritas sementara Suriah harus membersihkan dan sepenuhnya menekan terorisme.”
**** **** ****
Barangsiapa yang mengira bahwa ia akan dapat mempertahankan kedudukannya dengan menyenangkan Barat, maka ia sedang mengalami delusi. Di sini kita ingat perkataan Amir Hizbut Tahrir hafizhahullah tentang tindakan orang-orang yang ingin menyenangkan Barat dengan membuat Allah murka: “Jika ia mengira bahwa hal itu akan menyelamatkan kedudukannya, maka ia telah berkhayal kecuali jika ia terus melayani mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama telah memberi tahu kita tentang kerugian orang yang memiliki pikiran seperti itu.” Lalu Amir mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, dari Al-Qasim, dari Aisyah, Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama bersabda:
«مَنْ أَرْضَى اللهَ بِسَخَطِ النَّاسِ كَفَاهُ اللهُ، وَمَنْ أَسْخَطَ اللهَ بِرِضَا النَّاسِ وَكَلَهُ اللهُ إِلَى النَّاسِ»
“Barangsiapa mencari ridha Allah dengan murka manusia, maka Allah menjaganya (dari kejahatan manusia). Dan barangsiapa yang membuat Allah murka sebab mendahulukan ridha manusia, maka Allah biarkan manusia (berbuat jahat kepadanya).”
Siapa saja yang memperhatikan nasib para pengikut kaum kafir penjajah dan orang-orang yang berada di gerbongnya untuk membuatnya ridha, maka ia akan melihat kondisi mereka sedang menceritakan nasibnya sebagai serbet yang segera dicampakkannya ketika sudah tidak dibutuhkan.
﴿إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ﴾
“Sesungguhnya pada yang demikian itu pasti terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya dan dia menyaksikan.” (TQS. Qaf [50] : 37). (Al-Waie [Arab], Edisi: 465, Tahun ke-39, Syawal 1446 H./April 2025 M.).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat