MediaUmat – Ketika para ulama dahulu mengeluarkan Resolusi Jihad untuk menghadapi penjajah yang merusak dan menguasai tanah air, maka di momentum Hari Santri saat ini, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menyerukan agar semangat itu dihidupkan kembali, bukan sekadar nostalgia sejarah, melainkan menjadikan spirit Islam sebagai tenaga utama perbaikan negeri yang kini rusak dan masih terjajah dalam berbagai sisi.
“Resolusi jihad menegaskan tentang peran penting ajaran jihad fisabilillah untuk memberikan kebaikan pada negeri ini,” ujar UIY dalam siniar Resolusi Jihad 1945: Belanda Diperangi, Israel kok Dilegalkan? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (19/10/2025).
UIY menegaskan, jihad bukan tindakan ekstrem sebagaimana sering disalahpahami, melainkan manifestasi tertinggi dari keimanan untuk menjaga kemaslahatan umat dan menegakkan keadilan. Kesungguhan dalam menegakkan kebenaran dan menolak kezaliman itulah ruh yang dulu menggerakkan umat hingga lahir Resolusi Jihad.
“Jihad itu bukan sekadar angkat senjata, tapi kesungguhan dalam menegakkan kebenaran dan menolak kezaliman. Itulah ruh yang dulu menggerakkan umat hingga lahir Resolusi Jihad,” jelasnya.
Menyinggung persoalan Palestina yang sampai saat ini masih terjajah, UIY menyerukan bahwa semangat jihad yang dulu membakar para ulama untuk melawan penjajah Belanda harus pula diwujudkan dalam menyikapi penjajahan Israel atas Palestina. Spirit jihad yang dulu menggerakkan umat melawan kolonialisme kini justru memudar di tengah umat yang tunduk pada tekanan politik global dan mengandalkan diplomasi kosong tanpa kekuatan Islam.
Bagaimana bisa sebuah tindakan militer dihadapi dengan diplomasi? Itu tidak masuk akal. Pengiriman bantuan itu penting, tetapi hanya untuk korban, sementara terhadap pelaku yang menimbulkan korban tidak ada tindakan. Apalagi diplomasi itu disponsori oleh pihak yang mendukung habis-habisan Israel,” tegas UIY.
Ia menegaskan, diplomasi tanpa keberpihakan pada Islam hanyalah bentuk kemunafikan politik yang mustahil menghentikan kezaliman, sebab justru disponsori oleh pihak-pihak pendukung penjajahan.
Karena itu, UIY menekankan, jihad tidak mungkin ditegakkan tanpa sistem yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, sebab jihad dalam Islam bukan sekadar tindakan individu, melainkan kebijakan negara yang lahir dari kepemimpinan Islam yang sah dan berdaulat.
“Dalam sejarah, jihad itu bagian dari tugas negara Islam. Karena itu, kebangkitan jihad hanya bisa terjadi kalau sistem Islam ditegakkan. Kalau tidak, umat akan terus dijajah dalam berbagai bentuk,” pungkasnya.
UIY menegaskan, kekalahan umat Islam tidak hanya terjadi di medan perang, tetapi juga di medan pemikiran. Ketika umat tidak lagi berpikir dengan paradigma Islam dan gagal menyebut penjajahan sebagai penjajahan, saat itulah kekalahan sejati terjadi.
“Kalau kita sudah kalah secara militer, jangan pula kalah secara pemikiran. Mestinya kita tetap mengatakan bahwa itu penjajahan, perampasan, kolonialisme,” tandas UIY menutup perbincangan. [Zainard]
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat