UIY: Selama Ini HT Bongkar Kejahatan AS Berdasarkan Fakta

 UIY: Selama Ini HT Bongkar Kejahatan AS Berdasarkan Fakta

Mediaumat.info – Di dalam aktivitas dakwah yang konsisten membongkar kejahatan Amerika Serikat (AS) atas negeri-negeri Muslim, selama ini Hizbut Tahrir senantiasa mendasarkan pada fakta, bukan konspirasi.

“Itu memang berdasarkan fakta sebagaimana yang kita (Hizbut Tahrir) tunjukkan,” ujar Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) dalam Focus to The Point: Dialog Menarik Ust Ismail dengan Kedubes AS, Selasa (25/2/2025).

Tudingan konspirasi, sambung UIY, salah satunya datang dari perwakilan resmi kedutaan besar AS di Indonesia yang ketika itu berdialog dengan dirinya selaku Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, mengenai invasi AS ke Irak pada 2003 silam.

Sebagaimana dituangkan di buku yang ia tulis berjudul Khilafah, Jalan Menuju Islam Kaffah, UIY mengawali dialog yang terjadi pada Juni 2003 di salah satu hotel di Jakarta itu, dengan pertanyaan seputar keberadaan senjata pemusnah massal seperti yang dijadikan dasar AS menginvasi Irak.

Namun setelah melontarkan beberapa kemungkinan, di antaranya sudah dipindahkan atau dihancurkan terlebih dahulu oleh pemerintahan Saddam Hussein, perwakilan Kedubes dengan enteng bilang keberadaan senjata dimaksud mungkin memang tidak pernah ada.

“Kemungkinan ketiga apa? Kemungkinan yang lain apa? Dia lama diam, kemudian dia mengatakan, ya mungkin memang tidak ada,” kata UIY, sembari tersenyum menyayangkan.

Maknanya, invasi AS ke Irak pada tahun 2003 yang didasarkan pada tuduhan bahwa Irak memiliki weapons of mass destruction (WMD) atau senjata pemusnah massal terbukti hoaks, dan faktanya memang demikian.

“Demikian memang tidak ada satu pun alasan yang bisa dipakai secara rasional untuk mengabsahkan invasi AS ke Irak ketika itu. Kecuali memang ada kepentingan ekonomi dan bisnis dari rezim sedang berkuasa pada waktu itu,” jelasnya.

Celakanya, sebut UIY, negara-negara imperialis termasuk AS tak pernah mengakui bahwa mereka telah melakukan pembantaian atas ratusan ribu bahkan jutaan umat dari invasi tersebut. Malahan, AS cenderung ingin kejahatan tersebut terus berlangsung.

Ditambah betapa banyak veto atau pembatalan rancangan resolusi penghentian perang yang datang justru dari AS.

“Jadi bagaimana kemudian kita tidak mengatakan bahwa Amerika ini juga jahat seperti yang sering dikatakan, bahwa Israel itu setan kecil, Amerika itu setan besarnya,” sebut UIY, menyinggung entitas penjajah Yahudi yang hingga kini terus menjajah Palestina.

“Karena itulah mustinya dia (AS) disebut sebagai teroris,” sambung UIY mengacu pada definisi teroris, yaitu siapa saja individu atau kelompok bahkan negara dalam meraih tujuannya menggunakan kekerasan. Sedangkan AS adalah negara paling sering melakukan kekerasan.

Sikap Umat

Ia juga menyebut ada dua hal yang harus dibangun menjadi sikap umat Islam untuk menghadapi kejahatan-kejahatan AS.

Pertama, harus ada di dalam diri umat itu kesadaran politik yang tumbuh dari akidah Islam. Artinya, jelas UIY, dengan memandang kejadian-kejadian politik dari sudut pandang Islam, maka umat tak akan mudah dikecohkan oleh narasi, framing, maupun argumen apa pun yang dibangun oleh mereka.

Sebutlah istilah ‘konflik’ antara Israel dengan Hamas, kelompok yang terlebih dahulu dilabeli oleh Barat sebagai teroris. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah okupasi entitas penjajah Yahudi atas Palestina.

Hingga hari ini, imbuhnya, pendudukan serta penjajahan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi telah menguasai lebih dari 90 persen wilayah Palestina. “Artinya itu bukan konflik sebenarnya, tapi itu adalah penjajahan,” tegas UIY.

Pula solusi dua negara (two state solution) yang selama ini gencar diopinikan sebagai jalan keluar ideal. Padahal, ketika solusi ini diterapkan, sama saja dengan menyetujui perampokan dan penjajahan.

Apalagi framing tentang hak membela diri justru terkesan melegitimasi pembantaian yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi atas warga Gaza, Palestina.

Kedua, umat harus melek terhadap fakta itu sendiri, termasuk yang paling penting fakta historis berkaitan negeri-negeri Muslim termasuk Palestina.

Bukan tanpa sebab, hal ini juga harus dimiliki umat agar tak mudah tersimpangkan oleh narasi-narasi yang sebagian muncul dari kekalahan diplomatik, politik maupun kekalahan militer.

“Itu yang saya kira penting untuk dimiliki oleh umat,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *