UIY Pertanyakan Bagaimana Negara Menempatkan Masalah Kesehatan

 UIY Pertanyakan Bagaimana Negara Menempatkan Masalah Kesehatan

Mediaumat.id – Mengomentari konsideran poin D pada RUU Kesehatan yang ‘mendorong perkembangan industri kesehatan’, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mempertanyakan, apakah layanan kesehatan ini sebagai layanan negara kepada rakyatnya, atau diletakkan sebagai bagian dari industri.

“Pertama penting sekali untuk dicermati yakni bagaimana sebenarnya negara ini menempatkan masalah kesehatan ini menjadi bagian dari yang disebut layanan negara pada rakyatnya ataukah dia telah diletakan sebagai bagian dari industri?” tuturnya dalam program Fokus to The Point, Senin (12/6/2023) di kanal YouTube UIY Official.

UIY menegaskan, ada aspek perbedaan yang mendasar jika RUU ini jadi industri dan sebagai layanan negara pada rakyat.

“Ada perbedaan yang sangat mendasar. Jika masalah kesehatan itu ditempatkan sebagai bagian dari kewajiban negara untuk melayani rakyatnya dengan dia ditempatkan sebagai industri,” jelasnya.

Ketika dia ditempatkan sebagai sebuah industri, lanjutnya, maka pasti di sana itu akan bicara tentang cost and benefit (biaya dan keuntungan). “Jadi ada hitung-hitungan untung rugi, ada bicara tentang investasi, dan profit,” tegasnya.

Sementara kalau masalah kesehatan itu diletakkan sebagai bagian dari kewajiban negara untuk melayani rakyat, maka yang dibicarakan itu adalah bagaimana kesehatan itu betul diperhatikan oleh negara. “Dan negara itu tak ragu, tak sungkan, untuk mengeluarkan biaya bagi terjaganya kesehatan,” ungkapnya.

UIY menyayangkan bahwa saat ini telah terjadi pergeseran yang sangat besar dan sangat mendasar.  Masalah kesehatan yang harusnya ditempatkan sebagai kewajiban negara untuk melayani rakyat, kini jadi sebuah industri.

Mencari Keuntungan

UIY memaparkan, ketika layanan kesehatan berkembang menjadi sebuah industri maka penyelenggaraan layanan kesehatan itu adalah keuntungan.

“Ketika dibiarkan berkembang menjadi sebuah industri maka yang pertama pasti intensi dari penyelenggara layanan kesehatan itu adalah keuntungan itu, jadi bukan layanan, tapi keuntungan. Maka orang sakit itu akan dieksploitasi,” kritiknya.

Menurut UIY, orang sakit itu tidak punya pilihan. “Kalau dia itu sebagai customer, maka costumer yang dia hampir-hampir tidak punya pilihan,” tandasnya.

“Apakah pasien punya pilihan obat apa yang harus diberikan kepada dirinya, sepenuhnya bergantung pada dokter gitu. Dokter menulis apa yang dituliskan jenis obatnya, bahkan harga dari obat itu, dia tidak punya pilihan,” tukas UIY.

“Bahaya sekali ketika kesehatan layanan dalam rangka untuk mencari keuntungan,” pungkasnya.[] Teti Rostika

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *