MediaUmat – Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menegaskan, persatuan hakiki umat Islam hanya akan terwujud jika ada struktur pemersatu, yakni khilafah, yang dipimpin oleh seorang khalifah sebagai otoritas politik yang menyatukan umat.
“Persatuan itu hanya mungkin jika kita punya dua hal: institusi pemersatu umat (khilafah) dan pemimpin pemersatu umat (khalifah),” tegasnya dalam siniar Mengerikan! G44zaa di Ambang Kelaparan Massal yang ditayangkan kanal YouTube UIY Official, Senin (5/8/2025).
Absennya sistem kekuasaan Islam tersebut, menurutnya, merupakan faktor utama lemahnya respons dunia Islam terhadap tragedi kemanusiaan di Gaza.
“Tanpa kekuatan, sekadar membuka pintu Rafah saja kita tidak mampu,” sesal UIY.
Ia menekankan, institusi dan kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar simbol formal, melainkan otoritas politik syar’i yang sah, terpusat, dan berlandaskan wahyu.
“Dalam ajaran Islam, institusi itu bernama khilafah, dan pemimpinnya disebut khalifah,” jelasnya.
Ia juga mengkritik keras ketundukan para penguasa Arab di sekitar Gaza terhadap tekanan negara-negara Barat, yang menyebabkan penderitaan warga Palestina terus berlangsung tanpa perlawanan berarti.
“Kita ini ibarat punya rumah, tapi pintu yang menghubungkan kamar dengan ruang tengah harus minta izin dulu ke Washington,” sindirnya.
Ia menyatakan, bencana di Gaza bukanlah sekadar krisis kemanusiaan, melainkan hasil dari strategi jahat dan sistematis yang dirancang untuk memusnahkan penduduk secara perlahan.
“PBB menyebutnya dengan istilah man-made starvation, kelaparan massal yang diciptakan oleh manusia,” ungkapnya.
Situasi ini, lanjutnya, diperparah oleh blokade total yang membatasi masuknya bantuan hanya 20 hingga 28 truk per hari, jauh dari kebutuhan minimal sekitar 600 truk.
“Begitu truk itu masuk, orang berkerumun untuk memperebutkan bantuan. Tak jarang mereka ditembaki. Ini kekejian luar biasa,” tegasnya.
Menurutnya, genosida yang dilakukan Zionis Yahudi tidak hanya bersifat militer, tetapi juga berlangsung dalam bentuk halus melalui kelaparan massal dan penghancuran sistematis terhadap kehidupan sipil.
“Mereka menyetop bantuan dan membuat warga Gaza mati pelan-pelan,” jelasnya.
Atas dasar itu, UIY menyerukan perubahan arah perjuangan umat Islam.
Ia menilai bahwa kecaman internasional dan bantuan kemanusiaan saja tidak cukup untuk menghentikan kezaliman yang terjadi.
“Umat Islam harus mengarahkan perjuangannya ke sana,” ujarnya, merujuk pada penegakan kembali khilafah Islam.
Jika umat Islam gagal melakukan hal tersebut, ia memperingatkan bahwa tragedi seperti Gaza akan terus berulang dan tak pernah menemukan solusi mendasar.
“Kalau tidak, berarti kita hanya terus memelihara persoalan dan terus menanggung penderitaan seperti yang terjadi di Gaza,” pungkasnya.[] Zainard
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat