MediaUmat – Cendekiawan Muslim Muhammad Ismail Yusanto menyatakan hijrah yang sejati bukan sekadar transformasi individu, melainkan perubahan sistemik dari tatanan jahiliah menuju sistem Islam.
“Hijrah itu pada akhirnya adalah bagaimana, sebagaimana ditunjukkan oleh Nabi dan para sahabat, berpindah dari tatanan yang penuh dengan kemaksiatan —tatanan atau sistem jahiliah— kepada sistem Islam,” ujarnya dalam kajian Bagaimana Perubahan Itu Bisa Dilakukan? yang tayang di kanal YouTube UIY Official, Senin (7/7/2025).
Bersifat Kosmetik
UIY menilai, perubahan yang digagas umat selama ini hanya bersifat kosmetik. Perubahan moral individu seolah dianggap cukup, sementara sistem demokrasi sekuler dan kapitalisme tetap dijadikan kerangka. Padahal keduanya bukan sistem yang berasal dari Islam.
“Perubahan yang digagas itu sering bersifat kosmetik, ya, bukan sistemik,” tegasnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya hijrah pemikiran. Umat harus meninggalkan cara berpikir liberal, sekuler, dan individualistik, lalu menggantinya dengan cara berpikir Islam yang integral dan kaffah.
“Harus ada hijrah pemikiran. Meninggalkan cara berpikir yang sekularistik, liberal, individualistik. Menggantinya dengan cara berpikir yang islami, yang integral, yang kaffah,” jelasnya.
Menurut UIY, perubahan sistem tidak akan pernah lahir dari akal yang dijejali tsaqafah asing. Maka, penanaman tsaqafah Islam harus menjadi agenda utama umat agar arah perubahan benar-benar dituntun oleh Islam, bukan sekadar perasaan atau pragmatisme.
“Kalau kita tidak menanamkan pada diri kita pemahaman tsaqafah Islam, maka yang ada pada pikiran kita adalah tsaqafah selain Islam,” ungkapnya.
Dakwah
UIY juga menekankan pentingnya dakwah sebagai penggerak utama perubahan. Pemahaman Islam tidak boleh berhenti pada diri sendiri, tetapi wajib disebarkan kepada umat agar terjadi kebangkitan pemikiran secara menyeluruh.
“Yang sudah paham tidak boleh diam. Dia harus menyebarkan terus. Tak boleh takut kalau dikatakan omong doang. Kita selama ini hanya ngomong doang, tapi kenapa dihentikan? Itu menunjukkan bahwa ini bukan sembarang omong, tetapi omong yang menggerakkan,” tandasnya.
Ia menyerukan pembentukan komunitas dakwah ideologis yang tidak sekadar berbagi kebaikan, melainkan memperjuangkan tegaknya Islam sebagai sistem alternatif.
Menurutnya, kegiatan sosial tanpa arah perjuangan hanya akan memperpanjang status quo.
“Kalau berhenti di situ, dia tidak akan menggerakkan perubahan apa-apa,” jelasnya.
UIY menutup ceramahnya dengan seruan agar umat berhijrah dari posisi sebagai umat konsumen menjadi umat pemimpin peradaban. Perubahan ini bukan sekadar mimpi, tetapi proyek besar yang membutuhkan generasi pelopor.
“Ini bukan sekadar mimpi, tapi proyek peradaban yang membutuhkan generasi baru yang berani berpikir besar, berpikir benar, bekerja nyata, dan teguh dalam jalan dakwah,” pungkas UIY.[] Zainard
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat