UIY: Fenomena Marriage Is Scary Akibat Skeptisisme terhadap Pernikahan

Mediaumat.info – Fenomena marriage is scary (pernikahan itu menakutkan) dinilai Cendekiawan Muslim Muhammad Ismail Yusanto (UIY) karena skeptisisme terhadap pernikahan.

“Pengaruh skeptisisme akan membuat seseorang pada satu kesimpulan ungkapan marriage is scary dan membuat mereka menghindar dari pernikahan,” ujarnya dalam Fokus to The Point: Marriage is Scary, Menakutkan? Kok Bisa? di kanal YouTube UIY Official, Rabu (16/10/2024).

Skeptisisme (sikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu karena adanya keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti), menurut UIY, membuat seseorang melakukan sesuatu tanpa nilai, yang hilang sekarang ini dari kehidupan sekularistik, materialistik di dunia Barat maupun timur.

“Munculnya skeptisisme (lantaran) seperti keadaan di (AS) yaitu 2/3 pernikahan berakhir dengan perceraian,” ungkapnya.

Ironis, setiap kali perceraian terjadi, kata UIY, pasti akan menimbulkan dampak negatif, seperti rasa sakit, KDRT, beban ekonomi.

“Belum lagi kita bicara tentang anak, dsb. Sadar atau tidak sadar itu membawa publik kepada perspektif negatif tentang pernikahan, buat apa menikah, kalau itu membuat kita sakit?” ungkapnya.

UIY pun menceritakan contoh kasus yang dialami seorang geologi dari Prancis. “Saya, kala itu, pernah bekerja sama dengan geolog dari Prancis, yang tujuh tahun hidup bersama pasangan tanpa nikah, karena hilangnya fundamental filosofis alasan kenapa harus menikah,” tuturnya.

UIY mengatakan, semisal menjawab alasan menikah untuk ibadah pun tidak nyambung dengan mereka. “Karena tidak ada terminologi ibadah dalam hidup mereka,” keluhnya.

Akhirnya, jelas UIY, ada banyak orang yang tidak mau menikah, yang menikah tidak mau punya anak, yang mau punya anak, hanya mau anak sedikit. Dengan dalih, anak dianggap sebagai beban.

“Sudah mah menikah tidak membuat bahagia, mempunyai anak hanya merepotkan mereka, alhasil pernikahan itu dianggap hal yang menakutkan,” tandasnya.

Ketika pernikahan itu dihindari, lanjutnya, terjadi seperti sekarang apa yang digelisahkan oleh dunia Barat dan juga timur sebenarnya, yaitu merosotnya populasi mereka, karena angka orang meninggal lebih banyak daripada angka kelahiran.

Ia juga menyebut, semua dampak yang menyakitkan dari pernikahan tersebut terjadi lantaran kehidupan yang sekularistik dan materialistik. [] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini: