Tunjuk Uighur Bawa Obor Olimpiade Beijing, IMuNe: Pencitraan Manipulatif

Mediaumat.id – Tindakan pemerintah Cina yang telah menunjuk satu orang dari etnis Uighur sebagai pembawa obor Olimpiade Musim Dingin 2022 atau yang umum disebut Olimpiade Beijing 2022, dinilai bukan sekadar pengalihan isu tetapi lebih kepada pencitraan yang manipulatif.
“Tindakan Cina itu bukan sekadar mengalihkan isu, tapi sudah merupakan upaya pencitraan yang manipulatif,” ujar Direktur Institute Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara kepada Mediaumat.id, Rabu (9/2/2022).
Meski demikian, ia pun membenarkan apabila hal tersebut dikaitkan dengan pengalihan pandangan dunia atas kejahatan sistematis yang dilakukan Cina terhadap Muslim Uighur.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pengalihan isu dimaksud juga disampaikan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk PBB Linda Thomas-Greenfield. Menurut Thomas-Greenfield, hal itu merupakan upaya Cina untuk mengalihkan publik dunia dari masalah sebenarnya yang ada di sana. Yang, menurut Dubes AS untuk PBB tersebut, Uighur sedang disiksa, dan Uighur adalah korban pelanggaran hak asasi manusia oleh Cina.
Tetapi lebih dari itu, penunjukan Dinigeer Yilamujiang (20), pemain ski asal Uighur sebagai pembawa terakhir obor Olimpiade Beijing pada Jumat (4/2), menurut Fika Komara, lebih kepada upaya Cina yang seolah-olah menghargai Muslim Uighur dengan simbol atlet tersebut.
Di sisi lain, Fika menekankan, penunjukan itu sebenarnya juga untuk menghadapi tekanan-tekanan yang didapatkan dari Uni Eropa dan AS berkenaan isu Uighur.
Pun menurut Fika, bukan kali ini saja Cina berupaya demikian. Hal serupa juga pernah dilakukan ketika menggelar perayaan resmi Hari Raya Idul Fitri tahun 2021 lalu. “Pemerintah Cina menggelar perayaan resmi dengan mengundang tokoh-tokoh Uighur dan diplomat negeri-negeri Muslim,” bebernya.
Dengan kata lain, tutur Fika, momen-momen internasional penting, tidak akan pernah dilewatkan untuk mencitrakan mereka baik pada Uighur.[] Zainul Krian