Di tengah retorikanya yang terus-menerus, para pemimpin Muslim tetap bungkam, mereka berharap Trump akan mengamankan gencatan senjata di Gaza. Seruan ini ia gunakan hampir setiap dua minggu agar tentara entitas Yahudi dapat membunuh sebanyak mungkin rakyat Gaza. Presiden AS menyatakan bahwa Hamas dan entitas Yahudi mengetahui perundingan tersebut, dan perundingan tersebut akan terus berlanjut selama diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang berhasil.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Sabtu (27/9) bahwa diskusi dengan negara-negara regional mengenai Gaza akan terus berlanjut selama diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang berhasil.
Hal ini terungkap dalam sebuah unggahan di akunnya di platform Amerika Truth Social, di mana ia menyatakan bahwa Amerika Serikat sedang mengadakan diskusi yang bermanfaat dengan negara-negara Timur Tengah terkait Jalur Gaza. Ia berkata, “Dengan gembira saya laporkan bahwa kami telah mengadakan diskusi yang sangat inspiratif dan konstruktif dengan komunitas Timur Tengah terkait Gaza.”
Ia menjelaskan bahwa negosiasi intensif mengenai masalah ini telah berlangsung selama empat hari dan akan terus berlanjut selama diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang berhasil.
Trump menekankan bahwa semua negara di kawasan itu prihatin dengan masalah tersebut, dan Hamas mengetahui pembicaraan itu, seraya menambahkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga telah diberitahu tentang masalah tersebut.
Trump mengatakan dalam pernyataan pers pada hari Jumat (26): “Saya pikir kita sudah sangat dekat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan ini akan mengarah pada pengembalian para sandera dan akan mengakhiri perang. Ini akan menjadi kesepakatan yang membawa perdamaian.”
Trump telah berbicara selama berhari-hari, menerima pujian luas dari para pemimpin Muslim, terutama mereka yang ditemuinya di New York, seperti Erdogan dan Sisi. Trump telah berbicara tentang solusi untuk perang di Gaza, khususnya pengembalian tahanan Yahudi dan pengangkatan seorang pemimpin, yang kabarnya adalah penjahat Inggris, Tony Blair, untuk memerintah Gaza, seolah-olah ini adalah obat mujarab untuk sebuah solusi.
Sementara itu, para penguasa antek dan bonekanya terus mengendalikan pasukan mereka agar situasi tetap terkendali sehingga rencana entitas Yahudi dan Amerika tidak berantakan (hizb-ut-tahrir.info, 28/9/2025).
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat