Trump Ancam Tarif Tambah 10 Persen, TEFI: Bukti Ada Eskalasi yang Tajam!

MediaUmat – Peringatan Trump terhadap negara-negara yang ‘berpihak’ kepada BRICS dengan ancaman tarif tambahan 10 persen, dinilai Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo, menandai ada eskalasi yang sangat tajam.
“Jadi peringatan Trump terhadap negara-negara yang dianggap berpihak ya, berpihak dalam tanda petik kepada BRICS ini dengan ancaman tarif tambahan 10 persen, ini menandai ada eskalasi yang sangat tajam ya,” tuturnya dalam Kabar Petang: BRICS Gulingkan AS? di kanal YouTube Khilafah News, Rabu (16/7/2025).
Maksudnya, jelas Yuana, strategi proteksionisme Amerika Serikat sekaligus membuka babak baru persaingan geoekonomi global.
Jika benar, kata Yuana, Indonesia termasuk dalam 14 negara yang menerima surat peringatan tersebut, maka tentu dampaknya akan signifikan, baik secara ekonomi, politik, maupun strategis.
“Kenapa?” tanyanya retoris.
Karena, papar Yuana, Trump menganggap BRICS bukan sekadar aliansi ekonomi, tapi juga ancaman geopolitik terhadap dominasi dolar dan hegemoni Amerika Serikat.
“Ya, BRICS yang anggotanya kan Brazil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan. Kemudian ee ditambah dengan anggota baru ya seperti Indonesia, terus kemudian Mesir, Uni Emirat Arab itu memang diduga akan memperkuat isu dedolarisasi itu dan tentu ini akan menantang lembaga-lembaga Barat, ya seperti IMF dan World Bank,” bebernya.
Seharusnya, saran Yuana, ancaman tarif Trump ini dimaknai tidak sekadar persoalan ekonomi semata, tapi merupakan bagian dari strategi containment (pembendungan) yaitu adanya multipolar baru tatanan dunia ini, yang harusnya Indonesia berani tampil mandiri sebagaimana dulu di era Asia-Afrika.
“Indonesia dulu komandan Konferensi Asia-Afrika, harusnya Indonesia itu mengambil inisiatif untuk memimpin tatanan multipolar baru ini, tentu dengan isu dan motivasi tauhid Islam,” tutupnya.[] Novita Ratnasari
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat