Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali melontarkan ancaman terhadap Iran, menyusul pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang mengklaim telah menang atas Amerika dan Israel dalam perang terbaru.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (27/6), Trump menyatakan bahwa ia menghentikan seluruh upaya pencabutan sanksi terhadap Iran, dan mempertimbangkan serangan bom lanjutan jika Teheran melanjutkan aktivitas pengayaan uranium.
“Saya telah menyelamatkan pemimpin mereka dari kematian yang mengerikan. Dia seharusnya berterima kasih pada Presiden Trump,” ujarnya. Ia juga memperingatkan bahwa jika Iran tidak kembali ke sistem internasional, “keadaannya akan jauh lebih buruk.”
Trump juga menepis kekhawatiran soal keberadaan situs nuklir rahasia di Iran, namun menekankan bahwa perhatian utama Iran saat ini adalah program nuklirnya.
Pernyataan keras Trump ini muncul beberapa jam setelah Khamenei menyampaikan pidato publik pertamanya pascaperang, menyatakan Iran telah memberikan “tamparan keras kepada Amerika” dan mencemooh skala serangan militer AS sebagai “pertunjukan berlebihan”.
Hizbut Tahrir: Kiamat bagi Fir’aun Modern Akan Segera Tiba
Menanggapi ketegangan tersebut, Hizbut Tahrir dalam pernyataan resminya menyamakan posisi AS hari ini dengan Fir’aun dalam kisah Nabi Musa, yang akhirnya tenggelam meskipun tampak berkuasa.
Dalam artikelnya di situs Hizbut Tahrir, Abdullah Abdul Hamid dari Irak menulis bahwa ancaman dan kecongkakan para penguasa zaman modern, seperti AS, tak ubahnya kesombongan Fir’aun masa lalu yang menindas dan membunuh.
“Fir’aun-fir’aun zaman ini, termasuk Fir’aun Amerika, lebih lemah dari Fir’aun dahulu. Kehancuran mereka sudah dekat, insya Allah,” tulisnya.
Ia menekankan bahwa jalan keluar umat Islam dari siklus penjajahan dan penghinaan bukan dengan bergantung pada negara-negara besar seperti AS atau Eropa, melainkan dengan perubahan sistemik melalui penegakan kembali Khilafah Islamiyah berdasarkan metode kenabian.
Menurut Hizbut Tahrir, Islam memiliki sistem paripurna yang mampu mengatur urusan politik, ekonomi, sosial, dan hubungan internasional, serta didukung oleh posisi strategis dunia Islam dan kekayaan sumber daya manusia yang besar.
“Kami mengajak umat Islam, terutama para pemilik kekuatan dan kekuasaan, untuk bergandengan tangan dengan Hizbut Tahrir guna menegakkan Khilafah Rasyidah dan menyelamatkan umat dari keterpurukan,” pungkasnya. []AF
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat