MediaUmat – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyatakan ada tiga poin yang perlu dikritisi dari pidato Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Selasa lalu.
“Pidato Presiden Prabowo di PBB pada Selasa (23/9) kemarin mengejutkan dan menunjukkan kemunduran cara berpikir negeri ini soal penjajahan. Sekurang-kurangnya ada tiga poin yang perlu dikritisi,” ujarnya kepada media-umat.com, Rabu (24/9/2025).
Pertama, tidak ada kecaman tajam dan penyebutan tindakan genosida yang dilakukan oleh entitas Yahudi terhadap warga Gaza. Presiden memang mengutuk kekerasan terhadap warga sipil, tapi tidak menyebutkan tindakan Zionis Yahudi sebagai genosida.
“Padahal PBB sendiri sudah menyebut negara Zionis melakukan tindakan genosida. Mengapa ini jadi penting? Sebab, ini menunjukkan sikap tegas terhadap apa yang dilakukan oleh negara Zionis. Apa yang terjadi di Gaza bukan konflik, bukan perang, tapi genosida,” ujarnya.
Kedua, dengan menyatakan akan mengakui negara Zionis bila Palestina diberi kemerdekaan atau mengakui eksistensi negara Palestina, adalah sebuah paradoks. Ini sama saja melegitimasi penjajahan terhadap negeri Palestina.
“Karena keberadaan entitas Yahudi di Palestina jelas ilegal dan merupakan penjajahan. Bahkan negara Zionis adalah negara teroris dengan apa yang mereka lakukan. Sementara spirit dalam UUD 45 justru menyebutkan bahwa setiap penjajahan di muka bumi harus dihapuskan. Apalagi sebagai Muslim mengakui eksistensi negara Zionis adalah haram,” tuturnya.
Solusi dua negara, lanjutnya, adalah perangkap politik yang dibuat Barat, khususnya AS, yang ingin keberadaan negara Yahudi diakui seluruh dunia, termasuk oleh negeri-negeri Muslim.
“Dengan pernyataan Prabowo, berarti Indonesia sudah masuk dalam perangkap tersebut,” ujarnya.
Ketiga, Presiden Prabowo sama saja dengan para pemimpin Arab dan dunia Islam lainnya. Hanya melakukan politik retorika. Menyerahkan persoalan Palestina ke PBB sama saja menggantang asap. PBB saja sudah tidak berdaya mengambil tindakan tegas pada negara Zionis.
“Selain selalu diveto oleh Amerika Serikat, mereka juga tidak akan pernah melakukan tindakan riil untuk menghukum Zionis Yahudi. PBB juga cenderung pada solusi dua negara,” bebernya.
Solusi
Adapun solusi yang tepat, beber Iwan, yang sudah ditawarkan Islam, adalah mengusir totak keberadaan Zionis dari tanah Palestina. Mestinya para pemimpin dunia Islam, termasuk Indonesia, mengerahkan kekuatan militernya untuk mengusir secara total negara Zionis.
“Amerika Serikat dan sekutu tidak pernah takut menginvasi Irak dan Afghanistan, dengan alasan war on terrorism. Mereka tidak pernah minta persetujuan PBB dan negara-negara Timur Tengah. Hari ini para pemimpin dunia Islam, terutama para pemimpin dunia Arab, memilih bungkam bahkan menyalahkan Hamas. Bahkan meski sejumlah negara Arab seperti Lebanon, Suriah, Qatar dibom pun mereka memilih diam,” pungkasnya.[] Setiyawan Dwi
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat