Mediaumat.info – Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari menyayangkan tidak adanya upaya dari para penguasa Muslim untuk menghentikan kezaliman dan represifme Zionis Yahudi yang telah mengumumkan rencana pembatasan jamaah Muslim beribadah ke Masjid al-Aqsha selama Ramadhan mendatang.
“Sayangnya tidak ada ya, para penguasa Muslim yang bisa menghentikan kezaliman dan represifme zionis ini,” ujar Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari kepada media-umat.info, Ahad (25/2/2024).
Menurut Iranti, rencana pembatasan itu akan menjadi alasan bagi entitas penjajah Yahudi untuk melakukan tindakan lebih represif terhadap umat Islam yang akan beribadah di Masjid Al-Aqsha saat bulan Ramadhan nanti.
Iranti melihat, kondisi di tanah Palestina saat ini tidak bisa dicampuri secara langsung oleh para penguasa negeri Muslim yang berada di luar Palestina. Para penguasa negeri Muslim baik di Jazirah Arab maupun di luar Jazirah Arab tidak bisa mengintervensi atau menolak rencana yang dilakukan entitas penjajah Yahudi tersebut.
Sehingga, kata Iranti, ketidakberdayaan para penguasa negeri Muslim untuk melakukan intervensi terhadap rencana entitas penjajah Yahudi tersebut menimbulkan tanda tanya. Padahal para penguasa negeri Muslim tersebut memiliki kapasitas baik secara militer dan pendanaan untuk melakukan intervensi.
Oleh karena itu, Iranti menilai, saat ini yang bisa dilakukan oleh kaum Muslim di dunia terhadap masalah Palestina setidaknya ada empat.
Pertama, mengangkat kesadaran dari kaum Muslim secara umum bahwa memang ada disfungsi kekuasaan secara global yang dimiliki oleh kaum Muslim saat ini.
Kedua, menyadarkan kaum Muslim bahwa tidak bisa berharap banyak terhadap para penguasa negeri Muslim saat ini. Sebab mereka hanya mengecam tapi tidak berani melawan kebiadaban penjajah Zionis itu.
Ketiga, menyadarkan kaum Muslim bahwa tidak bisa berharap kepada badan-badan yang katanya dibentuk untuk menjaga perdamain dunia, baik PBB, OKI, Liga Arab, dan berbagai komunitas internasional lainnya.
“Karena di dalamnya juga diisi oleh kekuasaan yang disfungsi tersebut,” tegas Iranti.
Keempat, kaum Muslim harus benar-benar memahami solusi apa yang dibutuhkan oleh kaum Muslim Palestina.
Ia menegaskan, Masjid al-Aqsha dan seluruh tanah Palestina bisa bebas dari penjajahan Yahudi tidak lain adalah dengan mencari kekuasaan yang tidak akan membiarkan kaum Muslim itu dengan mudah dijajah.
“Tidak akan membiarkan satu nyawa kaum Muslim pun itu bisa tertumpahkan darahnya dengan begitu mudah tanpa ada perlawanan yang signifikan,” pungkas Iranti. [] Agung Sumartono