Terusan Suez dan Pernyataan Trump

Presiden AS Trump, melalui platform Truth Social, menuntut agar kapal-kapal Amerika melewati Terusan Suez dan Panama tanpa dipungut biaya, dengan mengklaim bahwa Amerika “yang membangun terusan-terusan ini” dan menugaskan Menteri Luar Negerinya untuk membuat perjanjian yang akan mengabadikan tuntutan kolonial ini.

Tanggapan rezim Mesir terhadap pernyataan provokatif ini adalah diam saja, yang mencerminkan sikap lemahnya dalam menghadapi perintah internasional, tingkat ketundukan dan pengabdiannya kepada Amerika kafir dan kolonialis, serta ketidakmampuan rezim Mesir sepenuhnya dalam mempertahankan kedaulatan, atau bahkan perwujudan paling dasar dari apa yang disebut harga diri (nasional) seperti yang diklaimnya.

Pernyataan Trump merupakan ekspresi tepat dari doktrin Barat terhadap negeri-negeri kaum Muslim. Mereka menganggap sumber daya kita sebagai milik mereka, dan memandang kita sebagai koloni yang bergantung dan tidak memiliki kedaulatan yang sebenarnya. Mereka menganggap campur tangannya dalam urusan kita sebagai hak yang didapati. Ini adalah bagian dari kebijakan kolonial lama-baru, yang diungkapkan oleh Lord Cromer ketika dia berkata: “Kami tidak menduduki Mesir demi Mesir, tetapi demi kepentingan kami.” Dan saat ini Trump sedang menghidupkan kembali logika kurang ajar yang sama, di bawah rezim-rezim yang setia kepada para tuannya kaun kafir Barat.

Jalur laut yang melintasi wilayah kaum Muslim adalah bagian dari kepemilikan umum yang harus dikelola sesuai dengan ketentuan hukum Islam, bukan sesuai dengan hukum buatan manusia atau perjanjian kolonial. Terusan Suez merupakan bagian tak terpisahkan dari tanah Mesir yang merupakan bagian dari negeri-negeri Islam. Oleh karena itu, tidak boleh menyerahkan dan menundukkannya pada organisasi internasional, atau mewajibkannya kebebasan lintas secara mutlak. Hal itu hanya dapat terwujud melalui berdirinya Khilafah Rasyidah kedua ‘ala minhājin nubuwah, yang akan mempersatukan negeri-negeri kaum Muslim dan mengembalikan kekuasaan mereka atas sumber daya alam yang mereka miliki. Rakyat Mesir, sebagai kinānatullah (tempat anak panah Allah) harus segera bekerja sama dengan Hizbut Tahrir untuk mendirikan negara Khilafah (alraiah.net, 14/5/2025).

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: