TEFI: Umat Islam Masih Terjebak Sistem Sekuler Nasionalisme

MediaUmat Direktur The Economics Future Institute (TEFI) Dr. Yuana Tri Utomo menilai umat Islam hari ini secara umum belum hijrah menuju sistem Islam sebagaimana hakikat hijrah Rasulullah SAW karena secara umum masih terjebak dalam cengkraman sistem sekuler yang terikat oleh ikatan nasionalisme.

“Jika kita jujur dan objektif menilai ya, maka jawabannya adalah umat Islam hari ini secara umum belum hijrah menuju sistem Islam sebagaimana hakikat hijrah Rasulullah SAW. Sebaliknya, umat masih terjebak dalam cengkraman sistem sekuler terikat oleh ikatan nasionalisme,” ulasnya dalam Kabar Petang: Hijrah Menuju ‘Umat Terbaik’, Ahad (29/6/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurut Yuana, ikatan nasionalisme adalah ikatan buatan manusia dan di bawah kepemimpinan umat yang masih tunduk pada kekuatan Barat dan Zionis.

“Sementara hari ini umat justru masih hidup di bawah sistem jahiliah modern. Ikatan umat masih terpecah oleh nasionalisme sempit, umat masih dibatasi oleh bendera, paspor, batas-batas buatan penjajah ya ‘Sykes-Picot’, hanya sebatas ikatan negara dan etnis saja,” bebernya.

“Palestina dilihat sebagai masalah orang Arab. Rohingya dilihat sebagai masalah orang Asia, Uigur, masalah orang Cina,” imbuhnya.

Nah, kata Yuana, dari sini penting bagi umat ini untuk merefleksikan kondisi sekarang dengan sejarah umat Islam.

Tentu, cetus Yuana, agar umat menemukan jalan keluar dari keterpurukan ini.

“Kalau membaca sejarah Khalifah Umar bin Al-Khattab ra tentang hijrah, sesungguhnya bukan tanpa alasan ya. Khalifah Umar itu menetapkan awal kalender Hijriah dimulai dari peristiwa hijrah Nabi SAW. Kenapa? Karena sesungguhnya hijrah beliau SAW itu telah memisahkan antara al-haq dan al-bathil, antara kebenaran dan kebatilan,” ungkapnya.

Hijrah Parsial

Maka, saran Yuana, saatnya umat berhijrah secara total dari hijrah parsial yang sifatnya individu-individu menuju hijrah total yang sifatnya sistemik.

“Hijrah yang kafah, hijrah yang sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW tadi ya. Hijrah sistemik dari sistem yang diterapkan masih sekuler ini dengan kapitalisme dalam ekonomi dan demokrasi dalam politiknya, menuju hijrah sistemik sistem Islam kaffah ya ekonominya menerapkan sistem ekonomi Islam, sosialnya menerapkan nidzamul ‘ijtimai fil Islam (sistem pergaulan pria-wanita dalam Islam), dan seterusnya,” jelasnya.

Karena, tegas Yuana, memang hijrah Nabi SAW itu adalah berpindah dari sistem jahiliah menuju sistem Islam.

Kemudian, papar Yuana, Allah SWT memerintahkan untuk satu umat, satu kepemimpinan, dan satu akidah dengan institusi khilafah islamiah.

Sehingga, Yuana menyimpulkan, kaum Muslim bersatu selama berabad-abad dengan ikatan ukhuwah islamiah. Kekuatan umat Islam saat itu amat disegani para khalifah pada masa lalu karena sikap selalu membela dan melindungi kehormatan Islam serta kaum Muslim.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: