Tanda Kebahagiaan Hamba Menurut Imam asy-Syathibi

 Tanda Kebahagiaan Hamba Menurut Imam asy-Syathibi

Al-Imam Abu Ishaq asy-Syathibi ra. (w 790 H) menuturkan, tanda kebahagiaan seorang Muslim terlebih pengemban dakwah Islam kaffah, di antaranya adalah sesekali tak pernah menyia-nyiakan waktu yang diberikan Allah SWT untuk berdakwah.

“Tidak menyia-nyiakan waktu. Digunakan untuk ibadah, menuntut ilmu, berdakwah, dan hal-hal produktif lainnya,” demikian nasihat ulama besar yang terkenal terutama dalam bidang ushul fikih dan maqashid syariah tersebut, dalam kitab karyanya yang berjudul Al-I’tisham, 1/66.

Untuk diingat, waktu merupakan amanah yang memang harus digunakan sebaik-baiknya. Terlebih pemanfaatan waktu untuk berdakwah merupakan amal shalih yang dianjurkan dalam Islam.

Sedangkan dakwah, secara istilah berarti kegiatan menyeru atau mengajak orang lain kepada kebaikan dan menjauhi kemungkaran, dan ini merupakan tugas mulia yang diwariskan oleh para nabi.

Lebih lanjut aktivitas ini melibatkan penyampaian ajaran Islam baik melalui lisan, tulisan, maupun perbuatan. Dengan tujuan utama, seperti disinggung Asy-Syathibi ra. sebelumnya, tentu untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, serta mendapatkan ridha Allah SWT.

Tanda Lainnya

Masih di dalam kitab Al-I’tisham, Asy-Syathibi ra. juga memaparkan tanda-tanda lainnya berkenaan kebahagiaan seorang hamba. Pertama, dimudahkannya dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Artinya, seorang hamba tak kesulitan dalam melakukan ibadah dan amal-amal shalih. Pun tidak merasa berat dalam shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, termasuk beraktivitas di jalan dakwah.

Kedua, perbuatannya sesuai dengan sunah (syariah). Dengan kata lain, amal dan perilakunya sesuai tuntunan Nabi SAW, bukan hawa nafsu. Ketiga, bersahabat dengan orang-orang yang shalih. Hal ini berarti, seorang hamba memilih teman yang baik agamanya, karena teman akan memengaruhi iman dan akhlaknya.

Keempat, mencurahkan kebaikan dalam hal ini memiliki adab serta sopan santun dalam berinteraksi, penuh kasih, jujur, rendah hati, dan amanah kepada siapa saja, baik keluarga, teman, lebih-lebih kepada musyrif atau gurunya.

Kelima, suka berbuat baik kepada sesama makhluk. Sebutlah bermurah hati, suka menolong, memberi manfaat baik kepada manusia maupun hewan. Keenam, perhatian atau peduli kepada kaum Muslim dengan ikut merasakan penderitaan mereka. Selain itu, mendoakan bahkan berjihad juga sangat perlu dilakukan untuk meringankan beban mereka.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *