Taliban Rangkul Cina Bangun Afghanistan, Direktur ImuNe: Cina Bukan Partner yang Layak Bagi Umat Islam

Mediaumat.news – Menanggapi pernyataan Taliban yang akan merangkul Cina untuk membangun Afghanistan, Direktur Institut Muslimah Negarawan (IMuNe) Dr. Fika Komara menyatakan Cina bukan partner yang layak bagi umat Islam.

“Terus terang saya kecewa pada penyataan ini, karena Cina sesungguhnya bukanlah partner yang layak bagi umat Muhammad SAW, apalagi tangan Cina telah berlumuran darah Muslim Uighur,” ujarnya kepada Mediaumat.news, Senin (23/8/2021).

Di sisi lain, kata Fika, pernyataan ini menunjukkan ketidaksiapan Taliban dalam membangun Afghanistan secara mandiri dan berdaulat. Meskipun tentu harus diakui bahwa ada saudara-saudara Muslim yang jujur dan tulus di dalam Taliban.

“Karena ini tanggung jawab kita juga, untuk menjaga mereka dari berbagai perangkap kaum kuffar kapitalis Barat dan Timur,” ucap Fika.

Terkait alasan Taliban bahwa Cina selama ini selalu mendukung perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan, Fika menilai, dukungan itu bukan tanpa imbalan, sebab setali tiga uang dengan Amerika sebagai sesama negara kapitalis, no free lunch bagi setiap bantuan dan pendanaan infrastruktur.

“Cina sedang mengincar kekayaan alam Afghanistan yang belum terjamah, di sisi lain stabilitas politik Afghanistan juga menjadi kunci keberhasilan proyek-proyek utama Cina di Asia Selatan dan Tengah,” bebernya.

Menurut Fika, Cina bukan hanya meminta imbalan, tapi juga tumbal. Tumbalnya adalah Muslim Uighur, sebab Cina meminta Taliban juga ikut memerangi gerakan Turkistan Timur yang disebut Cina sebagai separatisme dan terorisme.

“Jelas persaudaraan Muslim akan menjadi tumbal dalam perjanjian dengan Cina,” tegas Fika.

Fika memandang, jalan satu-satunya untuk membangun negara baru di Afghanistan yang harus dilakukan oleh Taliban adalah mengikuti kebenaran. Kebenaran itu adalah ajaran Islam, ideologi dan syariatnya. Itulah satu-satunya jalan yang akan menyelamatkan Taliban, negara (Afghanistan), rakyatnya, dan seluruh Muslim.

Terakhir Fika mengungkapkan, masalah utama bagi umat Islam adalah kembalinya khilafah setelah ketiadaannya sekian lama. Sedangkan partisipasi di dalam aturan hasil pencampur-adukan antara Islam dan sekularisme tidak diridhai oleh Allah SWT. “Dan ini adalah kewajiban yang diamanahkan Allah SWT dan ketaatan kepada Rasulullah SAW,” pungkas Fika.[] Agung Sumartono

Share artikel ini: