Tak Hanya Penguasa Kotor, FIWS Tegaskan Pentingnya Perubahan Sistem

MediaUmat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menegaskan pentingnya perubahan mendasar di tengah umat bukan saja terhadap penguasa kotor, tetapi juga sistemnya.

“Bukan hanya penggantian penguasa-penguasa kotor itu, tapi juga penggantian sistemnya,” ujarnya kepada media-umat.info, Rabu (30/4/2025).

Terlebih setelah pemberitaan tentang pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Pakistan Khawaja Asif yang mengakui bahwa Pakistan telah melakukan pekerjaan kotor untuk Barat (AS dan Inggris) dalam perang Afghanistan-Uni Soviet maupun perang melawan Taliban dan Al-Qaeda.

Dirilis pada hari Jumat (25/4/2025), Asif mengakui Islamabad melakukan pekerjaan kotor untuk kekuatan Barat selama beberapa dekade.

“Kami telah melakukan pekerjaan kotor ini untuk Amerika Serikat selama sekitar tiga dekade, Anda tahu dan Barat, termasuk Inggris,” tegas Asif kepada penyiar Inggris pada hari Kamis.

Dia merujuk pada perang Soviet-Afghanistan, AS secara diam-diam mendukung pemberontak antikomunis, dan Perang Melawan Teror yang dipimpin AS yang dilancarkan Presiden George W. Bush saat itu setelah serangan 11 September 2001 dan yang menargetkan Taliban dan Al-Qaeda.

Asif melanjutkan dengan mengatakan, “Tidak ada negara di dunia yang menderita begitu banyak akibat terorisme seperti Pakistan,” dan menuduh India mengikuti “pola” menyalahkan Pakistan atas serangan teroris di wilayahnya.

Disinyalir, pernyataan menhan itu muncul di tengah eskalasi antara Islamabad dan New Delhi, yang menyusul serangan mematikan di Kashmir yang dikelola India yang menewaskan 26 orang awal pekan ini.

Kendati demikian, kata Farid lebih lanjut, pengakuan dari seorang politikus Pakistan yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Pakistan sejak 19 April 2022 tersebut setidaknya menunjukkan bahwa sebagian besar rezim represif di dunia Islam adalah para boneka Barat.

“Apa yang disampaikan oleh menteri pertahanan Pakistan ini menunjukkan hal tersebut,” tandasnya, yang berarti pendudukan AS seperti di Afghanistan maupun Irak bisa terjadi tanpa hambatan karena memang ada rezim represif pengkhianat di tengah umat.

Tak hanya itu, pernyataan Asif, yang juga anggota Majelis Nasional sejak 29 Februari 2024, dan bertugas di parlemen selama 34 tahun termasuk masa jabatan senat tersebut, menggambarkan betapa AS merupakan negara yang juga ‘kotor’.

“Amerika Serikat negara yang memang kotor, yang telah melanggar prinsip-prinsip yang diagung-agungkan oleh mereka sendiri seperti demokrasi, hak asasi manusia dan sebagainya,” kata Farid mengungkapkan.

Ditambah ketika melakukan tindakan-tindakan kotor dimaksud, AS menggunakan tangan pihak lain. Sebutlah di antaranya penyiksaan lawan-lawan politik AS di Suriah, Mesir. Pun AS menggunakan entitas penjajah Yahudi untuk berbagai kepentingannya di Timur Tengah.

Demikian pekerjaan-pekerjaan kotor AS yang menyediakan sarana dan prasarana agar segala kepentingan Barat bisa terealisasi di negeri-negeri muslim.

Karena itu, sebagaimana diungkapkan sebelumnya, penting bagi umat memiliki kesadaran untuk bersatu dan menegakkan kembali khilafah yang mengikuti jalan kenabian.

“Sudah saatnya untuk kemudian negeri-negeri Islam ini bersatu untuk menegakkan khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: