Tabligh Akbar Muharram 1441 H Palu : Hijrah Menuju Islam Kaffah
Majelis Ta’lim Nahdhatul Ummah Palu, Sabtu 31 Agustus 2019 telah menyelenggarakan Tabligh Akbar Muharram 1441 H. Tabligh Akbar dimulai pukul 08.00 Wita, dihadiri oleh jama’ah dari kalangan Ulama, Kyai, Asatidz, aktivis mahasiswa, pelajar serta Ibu-ibu dari wilayah Palu dan sekitarnya.
Hadir dalam kegiatan Tabligh Akbar Muharram ini, yang penuh suasana ukhuwah dan keakraban antara lain: Shahibul Fadhilah Al – Mukarram Dr. Amirudin Dg. Malewa (Pimpinan MT Nahdhatul Ummah), Ismail Zuhdi, S.Ag (Ulama Palu), Imam Nahar, S.Sos (Founder Berani Hijrah Palu), Zahrudin, S.Pd.I (Pimpinan TPA/TPQ Usman bin Affan Palu) serta berapa asatidz serta ketua pergerakan mahasiswa lainnya.
Acara di diawali dengan pembacaan Kalam ilahi dari Akhina Hifdzan, kemudian di lanjutkan dengan sambutan Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Dr. Amirudin Dg. Malewa (Pimpinan MT Nahdatul Ummah) yang menyampaikan tentang hakikat hijrah adalah perubahan. Berubah dari keadaan yang buruk ke keadaan yang baik. Serta mengajak seluruh kaum muslimin yang hadir untuk mengambil momentum Muharram ini melakukan perubahan menuju penerapan syariah secara Kaffah.
Kemudian dilanjutkan tausiyah yang pertama disampaikan oleh Ustadz Muh. Iqbal” Melihat kondisi kita hari ini maka sudah seharusnya momentum Muharram ini kita harus hijrah menuju sistem islam, suka atau tidak suka karena fakta kondisi umat Islam hari ini sudah sangat terpuruk”. Tegas Iqbal.
Selanjutnya Tausiah yang kedua disampaikan oleh ustadz Singgih beliau menyoroti bahwa tahun baru 1441 H ini momen tegaknya syariat islam di muka bumi ini “Momentum Hijrah sudah seharusnya menjadi dasar bagi kaum muslimin untuk menegakan Hukum Islam, karena peristiwa hijrahnya nabi SAW dari Makkah ke Madinah adalah menegakkan hukum Islam dalam sebuah Negara”.
Tausiah selanjutnya disampaikan oleh Ustadz Sardi “Mempelajari Kisah hijrah Nabi SAW artinya hijrah dari sistem jahiliyah menuju sistem Islam. Ada beberapa aspek kehidupan bangsa Arab berubah pasca hijranya nabi ke Madinah dari sisi akidah. Keyakinan mereka dominan akidah Islam, meninggalkan berhala-berhala. Kemudian sisi sosial penuh dengan kedamaian serta segala bentuk kemaksiatan dibabat habis. Selanjutnya, sisi ekonomi aktifitas riba benar-benar dihapus serta kecurangan diberantas. Terakhir sisi politis, Islam diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain.” Tegas Sardi.
Tabligh akbar menjadi lebih semangat karena dimeriahkan dengan aksi teatrikal dari Pemuda yang menceritakan tentang kondisi umat Islam saat ini, negeri-negeri kaum muslimin dijajah oleh negara imperialis, konflik antara saudara dan lain-lain. yang diakhiri ajakan untuk hijrah meninggalkan sistem kapitalisme menuju sistem islam di bawah naungan Khilafah. Lalu disambut dengan pekikan Takbir oleh seluruh peserta. Kemudian Acara ditutup dengan Doa Oleh Kiai Ismail Zuhdi.[]