Tabligh Akbar di Masjid Baitul Iman, Bebaskan KH. Heru Ilyasa

 Tabligh Akbar di Masjid Baitul Iman, Bebaskan KH. Heru Ilyasa

Untuk mengenang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah merupakan tonggak bersejarah bagi lahirnya peradaban Islam. Hal itu pula yang mendorong jamaah Masjid Baitul Iman, Paron, Ngawi menggelar pengajian dalam rangka menapaki perjalanan dakwah Rasulullah Saw, Sabtu 30 Agustus 2019M / 29 Dzulhijjah 1440H.

Setelah sholat Isya berjamaah pengajian di mulai oleh Ust Tarman. Di hadapan lebih dari 50 jamaah yang hadir, beliau menyampaikan bahwa umat Islam seharusnya yang memperingati adalah tahun baru hijrah, bukan masehi. Karena penanggalan umat Islam adalah berdasar hijrah.

Selanjutnya, sebagai pemateri inti. Ust Ikhsan Hafidz menyampaikan Mengapa Sayyidina Umar bin al-Khatthab menjadikan momentum Hijrah sebagai tahun baru Islam? Karena, momentum hijrah adalah momentum yang sangat penting. Allah mengizinkan Nabi Muhammad hijrah ke Madinah al-Munawwarah untuk memulai era baru dalam sejarah Islam.

Apakah hijrah Nabi karena melarikan diri, atau menyelamatkan diri sendiri? Atau berpindah dari Negeri Kufur menuju Negeri Islam? Mengapa Nabi tidak hijrah ke Habasyah, yang disana ia akan bebas menjalankan agamanya? Fokus dengan ibadah pribadi saja, tanpa gangguan siapapun di sisi Raja Najasy yang adil ?

HIJRAH adalah Hari Lahirnya Negara yang menghancurkan Peradaban Thaghut.

Sudah saatnya, umat mengembalikan makna HIJRAH yang sesungguhnya. Menjadi inspirasi, bahwa Islam tak akan kembali dengan sempurna di masyarakat, kecuali dengan entitas praksis dan negaranya. Saatnya umat mengembalikan kemuliaanya, dengan Khilafah, agar HIJRAH kembali pada makna dan tujuannya.

Begitulah makna hakekat dari HIJRAH Rasulullah dan para sahabat ke Madinah. Ketika adzan dikumandangkan sebagai proklamasi berdirinya Negara Nabi di Madinah. Itulah sebab, sekarang kaum Kafir dan kaki tangannya bekerjasama mengkriminalisasi KHILAFAH, negara kaum Muslim di seluruh dunia.

Tak lupa para Pembicara seraya mengajak para hadirin merasa prihatin dan menuntut agar persekusi ulama di tahun baru mendatang dihentikan. Kasus penahanan KH. Heru Ilyasa semestinya tak terjadi. Ulama adalah pewaris para Nabi. Muhasabah – Koreksi kepada penguasa atas tindakan yang dzalim adalah misi utama para Nabi.

Pengajian malam itu di akhiri dengan doa bersama untuk keselamatan seluruh umat Islam. Dilanjutkan dengan meyantap hidangan dari para jamaah yang di bawa dari rumah.[]

Sumber: shautululama.co

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *