Soal Palestina, MSPI Sebut Ormas Harus Edukasi Umat dengan Islam Kaffah

 Soal Palestina, MSPI Sebut Ormas Harus Edukasi Umat dengan Islam Kaffah

MediaUmat Berkenaan persoalan yang tak kunjung tuntas di Palestina, Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. menyinggung salah satu fungsi organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang harus mengedukasi umat dengan apa yang disebut Islam kaffah.

“Ormas Islam khususnya, harus mengedukasi secara internal umat dengan Islam secara kaffah,” ujarnya kepada media-umat.com, Rabu (27/8/2025).

Menurutnya, upaya ini sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam QS Ali Imran: 104, yang artinya, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Dengan kata lain, menjadi sangat penting sebuah ormas memberikan pemahaman kepada umat bahwa akar masalah yang dialami saudara-saudara seakidah mereka di Palestina adalah penjajahan yang harus dihapuskan dari muka bumi. Pula penerapan kembali Islam secara keseluruhan berikut solusi hakiki untuk mengakhiri konflik di Bumi Para Nabi tersebut, merupakan suatu keniscayaan.

Adalah jihad, ajaran Islam yang memerintahkan pengiriman tentara pembebasan, dan upaya penegakan kembali khilafah, institusi negara berikut kepemimpinan sang khalifah, yang bakal menyatukan dan senantiasa menjaga umat dari segala bentuk penjajahan serta kezaliman lainnya.

Apalagi di belakang entitas penjajah Yahudi terdapat dukungan Amerika Serikat (AS) yang dianggap sebagai negara adi daya saat ini. Artinya, harus ada adidaya baru yang benar-benar memihak Islam dan umat Islam. “Itulah khilafah yang dicontohkan Nabi dan para sahabat setelahnya,” beber Riyan sekali lagi.

Dilansir tempo.co (27/8), PBNU mengundang Peter Berkowitz, aktivis pro-Zionisme, untuk menjadi pemateri dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama di Jakarta pada Jumat, 15 Agustus 2025 lalu, yang tentu saja dihadiri para petinggi NU.

Padahal keterkaitan dengan Palestina, Berkowitz memandang penjajahan Israel terhadap Palestina merupakan hak untuk membela diri. Dalam salah satu tulisan bertajuk The Sinai Option, misalnya, Berkowitz bahkan mengusulkan pemindahan warga Gaza ke Sinai yang berada dalam wilayah Mesir.

Karenanya, kembali Riyan berharap, perkara ini bisa menjadi perhatian khusus presiden atau penguasa negeri ini. “Ini harus jadi perhatian presiden dan para pejabat agar tidak menjadi buta dan tuli terhadap nasib rakyat Palestina,” tandanya.

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Untuk itu, kepada penguasa, ormas Islam juga mestinya menyeru kebaikan dan mencegah segala keburukan atau dikenal dengan aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar. Termasuk menuntut pengiriman tentara untuk berjihad fisabilillah, dan menyerukan persatuan negeri-negeri Muslim di bawah kepemimpinan global khilafah.

Namun sebelumnya, tegas Riyan, penting pula menyerukan agar penguasa keluar dari sekat-sekat nasionalisme yang pada dasarnya memicu perpecahan kesatuan akidah umat.

Selain menyakitkan hati, terungkapnya seminar atau semacamnya itu makin menunjukkan bahwa sikap ‘main api’ dan minimnya kepedulian terhadap kritik publik, menurut Riyan, memang terus dimainkan sebagaimana ketika Yahya Staquf menghadiri acara di Israel dengan sponsor AJC (America Jewish Comitte) tahun 2018.

Ditambah ketika ada lima orang tokoh muda NU bertemu presiden Israel, yang juga baru terungkap di saat Ari Gordon, direktur Hubungan Islam-Yahudi di American Jewish Committee (AJC), sebuah kelompok advokasi Yahudi tertua di AS, menjadi pembicara di Masjid Istiqlal pertengahan tahun lalu.

“Alhamdulillah acara tersebut batal. Tapi tetap saja si Gordon sudah bicara di beberapa tempat,” pungkas Riyan, sembari menyebut semua itu sebagai sebuah pola terorganisir yang disengaja.[] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *