Skincare Beretiket Biru Disinyalir Gunakan Bahan Obat

 Skincare Beretiket Biru Disinyalir Gunakan Bahan Obat

Mediaumat.info – Praktisi Kesehatan Apt. Ilman Silanas, S. Farm., M. Kes. menyampaikan skincare beretiket biru disinyalir menggunakan bahan obat.

Skincare yang beretiket biru, disinyalir menggunakan bahan obat,” tuturnya dalam Kabar Petang: Skincare Etiket Biru dijual Bebas, Jangan Sampai Tergiur, Sabtu (11/1/2025) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurut Ilman, setidaknya ada dua macam bahan obat dimaksud. Pertama, bahan obat yang sering dijumpai, yaitu pemakaian senyawa hydroquinone.

Menurutnya, hydroquinone ini adalah suatu senyawa kimia yang memang digunakan untuk mencegah terbentuknya lapisan melanin, sehingga kulit itu akan menjadi lebih putih. Ada juga yang menggunakan retinol, retinol ini tujuannya hampir sama dengan hydroquinone, untuk bagaimana mencerahkan kulit dan juga mengatasi permasalahan jerawat.

“Efek samping pemakaian hydroquinone menyebabkan dermatitis atau kulit itu terjadi peradangan, kulit yang menjadi pecah gitu kan dan juga terjadi depigmentasi permanen atau kulitnya jadi belang-belang putih gitu ya. Nah itu dikarenakan penggunaan hydroquinone yang tidak tepat, kulit bisa jadi merah, gatal, dan sebagainya dikarenakan kesalahan penggunaan hydroquinone,” ujar Ilman.

Kedua, senyawa lain yang biasa digunakan adalah senyawa kortikosteroid. Senyawa ini digunakan pada pasien-pasien yang mengalami peradangan kulit.

“Efek samping dari pemakaian kortikosteroid, bisa malah mencetuskan terjadinya infeksi jamur pada kulit. Nah, ini yang memang perlu untuk diperhatikan,” tandas Ilman.

Dalam kesempatan tersebut, Ilman menyampaikan bahwa penyalahgunaan skincare beretiket biru, bisa menyebabkan medication error atau kesalahan dalam pengobatan. Jika terjadi medication error, maka penyakitnya tidak akan sembuh. Selain itu, didukung marak beredar skincare beretiket biru yang over klaim, dari pihak perusahaan bahkan dokter nakal.

“Nah, di sinilah dituntut profesionalitas tenaga kesehatan, baik dokter, apoteker dan juga kecerdasan konsumen dalam memilih produk. Tentu saja yang paling penting adalah pengawasan dari regulator, yaitu dalam hal ini negara, dengan adanya sanksi tegas, karena membahayakan kesehatan masyarakat secara umum,” pungkasnya.[] Novita Ratnasari

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *