Skandal Loloskan Tiga Parpol, Fenomena Gunung Es Kejahatan Pemilu

Mediaumat.id – Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky mengatakan jika skandal dugaan Komisioner Pusat Idham Kholik yang mengancam Komisioner Pemilihan Umum Daerah (KPUD) agar meloloskan tiga partai pada tahap verifikasi parpol diungkap, itu bisa menguak fenomena puncak gunung es atas praktik kejahatan pemilu.
“Saya kira jika bangsa ini mau jujur, maka harus mengungkap skandal tersebut. Hal ini bisa menguak fenomena puncak gunung es atas praktik kejahatan pemilu di negeri ini,” ungkapnya kepda Mediaumat.id, Sabtu (24/12/2022).
Menurutnya, upaya meloloskan partai yang tak memenuhi syarat dan bahkan ada ancaman kepada KPU daerah, itu menunjukkan perilaku rezim dzalim.
Tiga Hal
Karena itu, di balik kedzaliman rezim tersebut ia mengungkap tiga hal. Pertama, tidak amanah. Berarti juga tidak menjalankan sesuai tanggung jawab yang diamanahkan kepadanya.
Kedua, tidak kafa’ah (profesional). Bermakna tidak bekerja sesuai dengan keahliannya. “Jika sesuai keahliannya mengukur dan menilai sesuatu maka akan dilakukan secara obyektif tanpa takut tekanan pihak mana pun,” jelasnya.
Ketiga, darurat kejujuran. Jika sudah tidak jujur maka bisa menabrak dan merusak karakter profesional yang amanah. Ketidakjujuran bisa mengakibatkan sesuatu mestinya memenuhi tidak memenuhi syarat bisa berubah menjadi memenuhi syarat, juga sebaliknya. Darurat kejujuran, menurut Wahyudi bisa meruntuhkan trust (kepercayaan) publik dan bisa menjadi sebab ambruknya sebuah rezim.
“Tentu tidak bisa kita harapkan sebuah pemilu yang jujur dan adil. Apalagi jika kecurangan itu yang melakukan para pihak yang punya kewenangan namun tidak amanah alias berkhianat atas amanah yang dipikulnya,” ungkapnya.
Indikasi Kecurangan
Wahyudi menilai, indikasi kecurangan bukan hanya pada tahap verifikasi saja, namun sudah dimulai dalam membuat aturan dan undang-undang. Adanya aturan presidential threshold, menurut Wahyudi, jelas menguntungkan partai besar dan merugikan partai kecil.
“Dengan demikian, maka potensi terjadi kecurangan di berbagai tahap selanjutnya sangat mungkin terjadi. Maka akan sulit kita mendapatkan proses pemilu yang jujur dan adil. Jika prosesnya saja demikian bagaimana hasilnya nanti? Akankah diumumkan tengah malam saat semua publik terjaga dan tertidur lelap?” sindirnya.
Menurutnya, itu menunjukkan rusak dan bobroknya sistem pemilu di Indonesia. “Jauh panggang daripada api kalau kita berharap pemilu ini akan menghasilkan pemimpin yang baik. Kalau kita berharap bahwa pemilu ini akan menghasilkan pemimpin yang baik, berkualitas ya tentu jauh dari gambaran kita,” pungkasnya.[] Ade Sunandar
1 Comment
Berharap semua elimen bangsa proaktif mengatasi kecurangan dalam pemilu, hal ini penting bukan hanya untuk melindungi kepastian hukum dan keadilan , tetapi kecurangan akan berakibat munculnya kemarahan rakyat yang tak mungkin diatasi oleh siapapun .