Mediaumat.id- Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyampaikan bahwa pajak merupakan urat nadi dalam ekonomi kapitalisme.
“Ada mekanisme pajak yang ini memang dijadikan sebagai urat nadi dalam ekonomi kapitalisme,” tuturnya dalam acara Kabar Petang: Negara Wajib Menyejahterakan Rakyat, Jumat (3/3/2023) di kanal YouTube Khilafah News.
Menurutnya, fungsi negara sebagai pihak yang kemudian bertanggung jawab memakmurkan masyarakat secara riil, secara langsung, memang sangat berkurang. “Nah, sehingga salah satu yang kemudian menjadi sumber yang kemudian bisa dijadikan sebagai anggaran untuk memakmurkan masyarakat, ya lewat pajak,” terangnya.
Ia menjelaskan, negara menyerahkan ini (memakmurkan masyarakat) kepada kemampuan pribadi, sehingga berlaku prinsip survival of the fittest, bahwa yang paling kuat itu yang harus bertahan hidup.
Menurutnya, dalam sistem kapitalisme, pajak itu digunakan untuk menggaji, atau menjamin keberlangsungan pemerintahan. “Yang kedua juga untuk memberikan kompensasi sosial katakanlah sebagai kewajiban negara yang sudah dibayari pajak oleh publik,” ungkapnya.
Untuk kemudian, lanjutnya, misalnya memberikan pendidikan yang layak, kesehatan, pembangunan infrastruktur, dan sebagainya.
“Nah memang sangat besar sekali untuk APBN Indonesia saja itu 70 sampai 80% itu dari sektor pajak pembiayaannya. Termasuk ketika kemarin, pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi itu, sekian ratus triliun itu dari pajak, sangat besar sekali,” ungkapnya.
Iwan menggambarkan, di negara-negara lain, pajak sangat besar. Terutama pajak penghasilan, itu sampai ada yang di atas 40%.
“Karena memang negara melihat untuk bisa survive negara itu, untuk bisa kemudian memberikan satu jaminan kehidupan bagi publik, lewat pajak,” jelasnya.
Artinya, sambung Iwan, dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat lagi.
“Jadi, betul-betul masyarakat itu, dalam masyarakat yang berkiblat pada paham kapitalisme, mereka itu sebetulnya pasrah untuk swadaya, untuk mandiri. Ya…betul-betul minim,” pungkasnya.[]‘Aziimatul Azka