Siyasah Institute: Lawan Tarif Resiprokal AS dengan Kebijakan Ideologis

Mediaumat.info – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar mengemukakan tarif resiprokal (tarif timbal balik) yang ditetapkan Amerika Serikat merupakan kebijakan ideologis yang harus dilawan dengan kebijakan idelogis pula.

“Ini adalah kebijakan ideologis yang harus dilawan dengan ideologi pula,” ujarnya kepada media-umat.info, Rabu (16/4/2025).

Karena, menurutnya, kebijakan kenaikan tarif perdagangan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap setiap barang masuk adalah hal yang wajar. Sebab, Amerika adalah negara dengan ideologi kapitalisme yang berakar sejak berdirinya negara tersebut.

“Justru aneh bila suatu negara membiarkan perdagangan luar negerinya dihambat negara lain dengan tarif yang tidak sepadan. Negara berkewajiban pula memajukan industri domestik agar bisa bersaing dengan produk asing,” jelasnya.

Persoalannya justru terletak di negara-negara Muslim, seperti Indonesia, lanjut Iwan, yang kalah dalam daya saing dengan negara lain. Bergantung pada utang luar negeri, investasi asing, produk asing, dan justru abaikan kebutuhan lapangan kerja untuk rakyatnya sendiri.

“Maka jangan harap Indonesia bisa melawan keputusan Trump bila tidak membangun negeri ini dengan ideologi yang kuat. Di mana para penguasanya berkhidmat pada ideologi tersebut,” jelasnya.

“Hanya negara yang punya ideologi kuat yang bisa membangun negaranya dan punya daya tawar tinggi terhadap negara lain,” imbuhnya.

Menurutnya, kaum Muslim sebenarnya punya ideologi terbaik, berasal dari langit, yakni Islam. Ajaran Islam paripurna termasuk memberikan desain negara dan masyarakat yang harus dibangun. Masyarakat independen dan militan dalam kompetisi global secara politik, ekonomi bahkan militer.

Islam, tegasnya, mengajarkan umat ini agar tidak tunduk pada hegemoni asing. Juga menutup rapat peluang anasir asing menguasai umat, baik secara politik, ekonomi, sosial, dan militer.

“Artinya, Islam mendorong bahkan mewajibkan umat miliki independensi ekonomi – termasuk industri – sehingga tak bisa dengan mudah ditekan negara mana pun. Bila negara lain, seperti AS, mengenakan tarif masuk perdagangan, maka negara Islam pun akan memberlakukan hal yang sama,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: