Sisi Teologis Bencana Alam, FDMPB: Peringatan Keras dari Allah

 Sisi Teologis Bencana Alam, FDMPB: Peringatan Keras dari Allah

Mediaumat.id – Selain sebagai ujian, bencana alam termasuk gempa secara teologis adalah bentuk peringatan keras dari Allah SWT atas pelanggaran yang dilakukan oleh manusia. “Dengan adanya berbagai bencana alam seperti gunung meletus, angin puting beliung, hujan deras dan petir, tsunami atau sejenisnya termasuk gempa, sesungguhnya merupakan peringatan keras bagi manusia,” tutur Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra, M.M. kepada Mediaumat.id, Selasa (29/11/2022).

Maksudnya, ketika itu Allah SWT sedang memperlihatkan kekuasaan-Nya dalam rangka memberikan peringatan kepada manusia agar kembali menyandarkan harapan dan tidak kufur nikmat, serta agar taat kepada hukum-hukum syariat-Nya.

Melansir dari kitab Ad-Dawaa’ karya Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah yang di dalamnya mengutip hadits mursal, riwayat Ibn Abi al-Dunya, Ahmad Sastra pun mengungkapkan peristiwa gempa di masa Rasulullah SAW.

“Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, yang maknanya, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu’. Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu, ‘Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian’,” demikian makna hadits dimaksud.

Sepertinya, sambung Ahmad Sastra, kejadian serupa juga terjadi di masa Kekhalifahan Umar bin Khattab. Ketika terjadi gempa, ia berkata kepada penduduk Madinah.

“Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!” ucapnya menirukan perkataan dari Sahabat Nabi SAW yang mendapatkan julukan Al-Faruq, sang pembeda antara yang hak dan yang batil, tersebut.

Dengan kata lain, lanjutnya, lewat ketajaman mata bashirah (mata hati), seorang Umar bin Khattab bisa merasakan ada kemaksiatan yang dilakukan oleh penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah SAW dan Abu Bakar As-Shiddiq, telah mengundang bencana.

Dengan demikian, gempa di mana pun, termasuk yang terbaru di Cianjur, Jawa Barat, semestinya menjadi pelajaran bagi seorang Mukmin, termasuk bagi manusia yang selalu mengerjakan berbagai maksiat.

Pasalnya sekali lagi, selain sebagai ujian bagi orang beriman, gempa juga merupakan peringatan keras dari Allah bagi perilaku kemaksiatan. “Hanya orang-orang yang berakal yang mampu menangkap pesan-pesan Allah melalui berbagai peristiwa alam ini,” tandasnya.

Terakhir, ia pun menukil satu ayat Al-Qur’an di surah Ali Imran ayat 190-191 yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka’.”[] Zainul Krian

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *