Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni mengatakan pada hari Selasa, 23 September 2025, bahwa Roma dapat mengakui negara Palestina dengan syarat semua tahanan Yahudi dibebaskan dan Hamas dikeluarkan dari peran apa pun dalam pemerintahan. Meloni mengatakan kepada para wartawan, “Saya tidak menentang pengakuan Palestina, tetapi kita harus menetapkan prioritas yang tepat.” Berbicara dari New York, ia menambahkan bahwa tekanan internasional seharusnya diberikan kepada Hamas, bukan entitas Yahudi, karena Hamas-lah yang memulai perang dan menghalangi penyelesaiannya dengan menolak menyerahkan tahanan (reuters.com, 23/9/2025).
Para analis menghubungkan penolakan Meloni untuk mengikuti contoh negara G7 lainnya, seperti Inggris, Kanada, dan Prancis, dalam mengakui negara Palestina, karena faktanya ia adalah pemimpin pemerintahan sayap kanan yang merupakan salah satu sekutu terkuat entitas Yahudi di Uni Eropa.
**** **** ****
Pernyataan Perdana Menteri Italia mencerminkan sikap seluruh negara Eropa dan Barat, baik yang telah mengakui negara Palestina maupun yang sejauh ini menolaknya. Upaya untuk menyebarkan gagasan di seluruh dunia bahwa ada negara-negara di Barat yang memiliki aliansi kuat dengan entitas Yahudi dan yang lainnya dengan aliansi yang lebih lemah, atau ada pemerintah yang bersimpati kepada rakyat Palestina dan yang lainnya kurang bersimpati, hanyalah tipu daya yang dapat dengan mudah dideteksi oleh siapa pun yang berakal sehat.
Inggris, yang mengumumkan pengakuannya, menetapkan persyaratan yang tidak berbeda dengan yang dibahas oleh Perdana Menteri Italia. Prancis melakukan hal yang sama, mengumumkan bahwa mereka tidak akan membuka kedutaan sampai persyaratan yang sama dipenuhi.
Dengan demikian, terlepas dari perbedaan judul: pengakuan negara Palestina atau penolakannya, semua pemerintahan Barat ini sepenuhnya berpihak pada entitas Yahudi. Mereka semua tidak melakukan apa pun untuk memaksa entitas Yahudi menghentikan genosida di Gaza, atau mencegahnya menguasai Tepi Barat. Mereka juga menuntut pertanggungjawaban rakyat Gaza atas apa yang telah dan sedang terjadi dengan dalih bahwa mereka telah memulai serangan biadab—sebagaimana mereka semua menggambarkannya—pada 7 Oktober 2023. Mereka juga menetapkan pembebasan segera semua tahanan Yahudi dari Gaza tanpa syarat atau imbalan apa pun. Mereka semua memaksakan kepada rakyat Palestina semua persyaratan yang diperlukan untuk mengakui legitimasi entitas Yahudi dan haknya atas Palestina, serta menjaga keamanannya dari segala gangguan, apalagi yang membahayakannya.
Sungguh kita telah menyadari bahwa apa yang dikatakan Perdana Menteri Italia, yang beraliran sayap kanan, tidak berbeda dengan sikap yang telah mapan di semua negara Barat. Kita juga menyadari bahwa, pada kenyataannya, tidak ada perbedaan antara pemerintah yang telah berupaya meredam kemarahan rakyatnya, yang dipicu oleh dukungan dan pendanaan genosida keji oleh Barat, yang membanggakan kemanusiaannya, dengan pemerintah yang mengabaikan perasaan rakyatnya. Bahkan mungkin seluruh rakyat juga telah menyadari hal ini.
Ingatlah bahwa Barat yang kriminal ini, terlepas dari sikap formal maupun riilnya, tidak akan mampu mencapai tujuannya untuk mempertahankan eksistensi dan keamanan entitas ilegal yang berbisa ini, atau melindungi keberadaan kolonialnya dari pengaruh umat Muhammad saw. Semua ini akan segera lenyap, pemerintahan-pemerintahan Barat akan dikalahkan, sementara rakyat mereka menyaksikannya tanpa penyesalan saat pemerintahan mereka ditumbangkan. [] Abdullah Hamad al-Wadi – Palestina Tanah yang Berkahi
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 28/9/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat