Serukan Ponpes Nyanyikan Lagu Rohani Non-Muslim, Monique Rijkers Lancang, Sok Tahu, dan Menyesatkan!

 Serukan Ponpes Nyanyikan Lagu Rohani Non-Muslim, Monique Rijkers Lancang, Sok Tahu, dan Menyesatkan!

Mediaumat.id – Pernyataan aktivis pro entitas penjajah Yahudi Monique Rijkers yang intinya menyatakan ‘perbuatan Panji Gumilang yang mengajarkan lagu rohani Kristen Ortodok berbahasa Ibrani Havenu Shalom Alechem kepada para santri Ma’had Al-Zaytun merupakan langkah yang baik menanamkan toleransi kepada anak-anak dan harus dicontoh oleh pondok pesantren lain’ merupakan bentuk dari sikap lancang, sok tahu, dan menyesatkan.

“Aktivis pro entitas penjajah Yahudi Monique Rijkers itu lancang, sok tahu, dan menyesatkan!” tegas Jurnalis Joko Prasetyo kepada Mediaumat.id, Kamis (29/6/2023).

Dikatakan lancang, karena menurut Om Joy, begitu sapaan akrabnya, Monique yang non-Muslimah tersebut telah lompat pagar alias ????-???? (intervensi) dengan urusan internal kaum Muslim, sok-sokan mengajarkan toleransi kepada kaum Muslim dengan sudut pandangnya yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam.

Om Joy menegaskan, Islam merupakan ajaran yang sempurna dan kaum Muslim tinggal menerapkan saja apa adanya.

“Jadi, tidak perlu ada penambahan ajaran apa pun dari agama atau ideologi selain Islam termasuk dalam bagaimana seharusnya kaum Muslim menyikapi ajaran selain Islam maupun berinteraksi dengan non-Muslim, apalagi dari seorang aktivis pro entitas penjajah Yahudi Monique Rijkers yang sok tahu tersebut,” tegasnya.

Sok Tahu

Ya, terang Om Joy, Monique Rijkers memang sok tahu. Sok-sokan mengajarkan kaum Muslim tentang toleransi, yang sejatinya dalam pandangan Islam dia tengah mencampuradukkan antara toleransi dengan partisipasi.

“Padahal, Islam mewajibkan toleransi tetapi mengharamkan partisipasi,” tegasnya.

Toleransi dalam pandangan Islam adalah tidak memaksa pemeluk agama lain masuk Islam dan tidak mengganggu peribadatan mereka.

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat,” ujar Om Joy mengutip terjemah Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 256.

Om Joy pun mencontohkan bentuk toleransi dalam Islam itu tidak mengganggu orang-orang Kristen Ortodok beribadah di gerejanya dengan menyanyikan lagu rohaninya mereka Havenu Shalom Alechem.

“Itulah yang disebut sebagai toleransi. Sedangkan mengganggunya itulah yang disebut intoleran alias tidak toleran,” jelasnya.

Tapi, tegas Om Joy, kalau ada orang Islam menyanyikan lagu tersebut lalu mengajarkan kepada orang Islam lainnya, apalagi dalam hal ini adalah pimpinan pesantren mengajarkan kepada para santrinya untuk menyanyikan lagu tersebut, jelas bukanlah toleransi tetapi partisipasi.

“Partisipasi alias mencampuradukkan antara kebenaran (ajaran Islam) dengan kebatilan (ajaran non-Islam) jelas-jelas diharamkan dalam Islam,” tegasnya.

Kemudian, Om Joy pun mengutip firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 42 yang artinya, “Janganlah kalian campuradukkan antara kebenaran dan kebatilan, dan kalian sembunyikan yang benar padahal kamu mengetahuinya.”

“Dan kalau partisipasi ini dianggap sebagai toleransi tentu saja merupakan kesesatan,” tegas Om Joy.

Menyesatkan

Selain lancang dan sok tahu, pernyataan Monique Rijkers juga menurut Om Joy menyesatkan. “Karena dia meminta agar pesantren-pesantren lain mencontoh kesesatan Panji Gumilang yang mengajarkan lagu rohani agama lain di pesantrennya masing-masing,” tegasnya.

Om Joy pun menyeru kepada kaum Muslim untuk waspada dengan orang-orang lancang, sok tahu, dan menyesatkan model Monique tersebut. “Waspadalah!” pungkasnya.[] Achmad Mu’it

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *