Mediaumat.id- Resolusi jihad Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang kemudian menjadi resolusi jihad nasional seolah-olah terkubur dari khazanah perpolitikan Indonesia dinilai erat kaitannya dengan materi sejarah yang diajarkan.
“Ini erat kaitannya dengan materi sejarah yang diajarkan,” tutur Sejarawan Salman Iskandar dalam acara Talkshow Sejarah: Mengungkap Akar Sejarah Perjuangan Bangsa yang Terkaburkan, Ahad (14/11/2021) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.
Menurutnya, ketika kita sekolah dari TK, SD, SMP, bahkan sampai perguruan tinggi peristiwa 10 November yang diperingati sebagai hari pahlawan senantiasa dikatakan adalah perjuangan kebangsaan. Itu yang selalu ditanamkan. Namun, tidak diuraikan latar belakang sejarah kenapa umat muslim, laskar sabilillah atau Laskar Hizbullah ataupun pasukan bekas Pembela Tanah Air (PETA) termasuk juga sebagian anggota bekas Partai Kedaulatan Rakyat (PKR) begitu gigih mempertahankan kota.
“Tidak dihubungkan dengan resolusi jihadnya pengurus besar Nahdlatul Ulama ataupun Resolusi Jihad yang dikumandangkan secara nasional oleh pengurus besar Masyumi,” jelasnya
Padahal, lanjut Salman, jika dicermati lanjut, dengan fakta historis yang ada bahwa itu adalah perjuangan umat Islam untuk mempertahankan bumi Islam dari jarahan ataupun maksud dari Pasukan kaum penjajah ingin kembali ke negeri ini.
“Karena itu kemudian, kita akan mengetahui bahwa penulisan sejarah nasional, itu mengacu kepada kurikulum yang didasarkan kepentingan nasionalisme, bukan kepada kepentingan umat atau kepentingan kaum muslim,” pungkasnya. [] Ade Sunandar