Saudi Hampir Deklarasi Normalisasi dengan Entitas Yahudi

 Saudi Hampir Deklarasi Normalisasi dengan Entitas Yahudi

Mediaumat.id – Dalam wawancaranya dengan salah satu channel entitas Yahudi, Ahmad Al-Ghamidi, mantan Direktur Jenderal Komisi Amar Makruf Nahi Munkar di distrik Makkah Al-Mukarramah, mengatakan, “Ada perbedaan dari sudut pandang fikih di kalangan ulama kaum Muslim tentang boleh tidaknya rekonsiliasi dengan (Israel).” Dia juga mengatakan, “Inisiatif Arab harus layak mendapat perhatian (Israel) karena merupakan solusi terbaik yang dapat mencapai stabilitas dan mengakhiri konflik.” (Akun Twitter Al-Ghamidi, 15 Agustus 2023).

**** **** ****

Allah SWT. berfirman:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِم يَقُولُونَ نَخْشَى أَنْ تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللهُ أَنْ يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِنْ عِنْدِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنفُسِهِمْ نَادِمِينَ﴾

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (TQS. Al-Māidah [5] : 51-52).

Berita deklarasi normalisasi antara Arab Saudi dan entitas Yahudi terus berlanjut, dan menurut saya ini masalah waktu, dan mungkin sebentar lagi!

Tentunya akan banyak pembenaran yang akan dikerahkan untuk meloloskan kejahatan ini, dan juga akan memobilisasi banyak tokoh media, politisi, aktivis dan syeikh seperti Al-Ghamidi ini yang telah kehilangan rasa malunya! Rasulullah saw. bersabda:

«إنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ الْأُولَى: إذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْت«

Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari perkataan kenabian yang pertama adalah: Bila Anda tidak malu, maka berbuatlah sekehendak hati Anda.” (HR. Bukhari).

Dan sebagaimana kebiasaan rezim dan para syeikhnya, yang selalu menjadikan Perjanjian Hudaybiyah yang diberkahi sebagai landasan atas penyimpangannya, padahal seharusnya tidak demikian, sehingga kami berlepas diri darinya.

Tidak diragukan lagi, bahwa meng-qiyaskannya dengan Perjanjian Hudaybiyah adalah bathil dan tertolak dari asasnya, serta dari berbagai aspek lainnya. Masalah ini tidak perlu banyak didiskusikan dengan para syeikh rezim dari sudut pandang fiqih terkait boleh tidaknya normalisasi dengan entitas Yahudi, sebab Perjanjian Hudaybiyah adalah gencatan senjata antara musuh yang sedang berperang. Adapun normalisasi dengan entitas perampas, maka itu adalah dengan mengakhir konflik, seperti yang dikatakan Al-Ghamidi di atas!

Maka berhentilah dari mencelakakan, berbohong dan menyesatkan diri kalian sendiri dengan bertopeng Perjanjian Hudaybiyah yang diberkahi.

Sesungguhnya entitas Yahudi itu merampas tanah Palestina yang dicintai dan diberkahi, sehingga harus mengambil keadaan perang dengannya sebagai dasar untuk semua tindakan, sebab kita dan dia dalam keadaan perang yang sebenarnya (harb[an] fi’l[an]), karenanya tidak diperbolehkan untuk berdamai dengannya, juga pendiriannya tidak sah secara hukum, sehingga rekonsiliasi dengannya berarti menyerahkan tanah Islam kepadanya, dan itu sama sekali tidak dapat dibenarkan, bahkan diharamkan dan merupakan kejahatan dalam Islam. Oleh karena itu, keadaan perang yang sebenarnya (harb[an] fi’l[an]) dengannya harus berlanjut sampai entitas perampas ini berhasil dilenyapkan.

Islam mewajibkan kaum Muslim semuanya untuk memerangi entitas Yahudi, sehingga pasukan mereka dimobilisasi untuk berperang, dan mereka yang mampu diwajibkan untuk bergabung menjadi tentara, keadaan ini terus berlanjut hingga entitas perampas dapat dilenyapkan dan negeri-negeri kaum Muslim diselamatkan darinya. Allah SWT. berfirman:

﴿وَلَن يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً﴾

dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. An-Nisā’ [4] : 141).

Dan firman-Nya:

﴿فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ﴾

Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah dia, setimpal dengan serangannya terhadapmu.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 194).

Juga firman-Nya:

﴿وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ﴾

dan usirlah mereka dari tempat di mana mereka telah mengusir kamu.” (TQS. Al-Baqarah [2] : 191).

Demikian juga, umat Islam yang menganut akidah Islam, mencintai Masjidil Aqsa, dan membenci entitas perampas, bahwa antara mereka dan rezim-rezim yang memerintahnya ada jurang pemisah yang sangat lebar, namun semua itu hanya sesaat sebab tidak lama lagi Allah akan memberinya kemenangan yang kokoh, dengan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang akan mengibarkan panji-panji jihad untuk membebaskan Masjidil Aqsa dan negeri-negeri kaum Muslim lainnya yang diduduki, serta dalam cengkeraman orang-orang kafir. [] Ir. Usamah Al-Tsuwaini

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 17/8/2023.

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *