Salman Rushdie Si Penista Nabi, Belum Bisa Dieksekusi

Mediaumat.id – Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra mengatakan meskipun sudah ada fatwa hukuman mati dari negeri Muslim terutama Iran terhadap Salman Rushdie penulis novel Ayat-Ayat Setan yang kontroversial, itu kemudian belum bisa dieksekusi.

“Salman Rushdie itu kemudian kabur ke negara lain seperti Amerika dan Inggris kemudian kedua negara itu membelanya kemudian melindunginya sehingga negeri-negeri Muslim meskipun sudah ada fatwa mati pada dia, terutama dari Iran itu kemudian belum bisa dieksekusi,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Tragis! Salman Rushdie Ditikam, Senin (15/8/2022) di kanal YouTube Khilafah News.

Menurutnya, nasionalisme/negara bangsalah yang telah melindungi dia. Padahal, dalam Islam sudah jelas hukuman bagi para penghina Allah SWT, Rasulullah SAW, maupun penghina Islam.

Selain dilindungi, Salman Rushdie juga telah mendapatkan penghargaan dari negara-negara Barat seperti Inggris ketika dia mengeluarkan buku terbarunya. Itu dinilai Ahmad merupakan bentuk dari sekularisme yang secara genetik memang anti-Islam.

“Islam memang tidak dikenal yang namanya sekularisme. Karena itu, Islam kemudian dibidik oleh Barat dengan agenda sekularisme, dengan program-program yang begitu masif, begitu sistematis. Salah satunya yang kemudian dibangun adalah memunculkan islamofobia,” ungkapnya.

“Ini berhasil, barat kemudian anti Islam, ada juga Islam anti-Islam. Ini keberhasilan mereka,” tambahnya.

Ia menilai bahwa hegemoni politik kapitalisme berbasis sekulerlah yang menjadi akar penyebabnya. Mereka tidak menginginkan kebangkitan Islam.

Karena itu, menurutnya, perlu ada penyadaran politik pemikiran Islam kepada umat. Umat Islam harus cerdas politik bahwa ini adalah bagian dari ghazwul fikr (perang pemikiran).

“Umat Islam harus terlebih dulu membentengi diri dengan kesadaran politik, penguatan politik, penguatan akidah, penguatan keislaman, politik internasional dan bahkan juga pemikiran ideologis,” ungkapnya.

Di sisi lain, menurutnya, kita harus ikut dalam perang pemikiran tersebut. Menyerang pemikiran-pemikiran Barat, membongkar kelicikannya, kebusukannya dan kesesatannya

“Salah satu tujuan ghazwul fikr itu untuk memecah belah umat ini adalah benar adanya. Karena barat tahu persis, dalam sejarah umat Islam itu pernah bersatu dalam satu kepemimpinan, dalam satu daulah bertahan 1400 tahun,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: