Safari Teluk Sisi: Pembagian Peran di Antara Alat-Alat Kolonial

Pada saat rakyat kita di Gaza menjadi sasaran agresi paling kejam oleh kaum Yahudi sejak Nakba 1948, serta rakyat Mesir menderita kemiskinan yang sangat parah, utang yang meningkat, dan penjualan kekayaan negara secara sistematis, Sisi memulai lawatannya ke Teluk yang meliputi Qatar dan Kuwait. Media massa mempromosikan safari ini sebagai bagian dari “penguatan hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi.” Namun pada kenyataannya, dari sudut pandang kesadaran politik dan agama, hal itu merupakan safari pengkhianatan dan koordinasi fungsional antara antek-antek Barat di negeri-negeri kaum Muslim, untuk mengonsolidasikan pengaruh kolonial dan melayani keamanan entitas Yahudi.
Hal pertama yang harus diungkapkan kepada umat adalah hakikat tentang entitas-entitas yang secara dusta disebut sebagai “negara-negara merdeka”. Arab Saudi, UEA, Qatar, dan Kuwait bukanlah negara dalam arti sebenarnya, tetapi entitas buatan yang diciptakan oleh Barat setelah runtuhnya Khilafah Utsmani yang digunakan sebagai garis pertahanan bagi kepentingannya. Amerika menyerahkan kendali kepada beberapa entitas ini sebagai bagian dari pembagian peran di antara negara-negara besar. Oleh karena itu, pertemuan Sisi dengan para penguasa Teluk bukanlah sebuah “pertemuan persaudaraan,” tetapi lebih merupakan pertemuan para pegawai dari satu tuan yang sama, yang berbagi tanggung jawab untuk melaksanakan arahannya, khususnya yang berkaitan dengan keamanan regional, menyelesaikan masalah Palestina, dan meloloskan proyek-proyek privatisasi dan investasi asing.
Sisi pergi menawarkan kepada Teluk sisa wilayah Mesir yang akan dijual: Pelabuhan, pabrik, fasilitas publik, dan tanah, yang semuanya dilelang dengan judul “Dokumen Kebijakan Kepemilikan Negara”, sebagai bagian dari skema AS untuk mengikat ekonomi Mesir dengan dana Teluk yang didominasi Barat, sehingga memperketat kontrol ekonomi atas negara tersebut setelah sebelumnya memperoleh kontrol politik dan militer. Setiap “investasi Teluk” adalah akuisisi aset Mesir dengan harga serendah mungkin, mengubah Mesir dari negara produktif menjadi lahan pertanian yang dapat diperjualbelikan, semuanya di bawah pengawasan dan perintah lembaga-lembaga Barat yang merumuskan kebijakan privatisasi dan memaksakannya dengan dalih palsu seperti “reformasi ekonomi”.
Sisi tidak mencari dukungan ekonomi untuk kepentingan rakyat, tetapi lebih kepada pendanaan untuk mempertahankan keamanan rezimnya dan memastikan penyelesaian utang-utangnya yang menumpuk kepada Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, sebagai imbalannya dijamin kesetiaan politiknya kepada Amerika dan pelaksanaan rencana-rencananya di kawasan. Negara-negara Teluk yang mendanai rezimnya melakukannya bukan karena kecintaan kepada Mesir, melainkan melaksanakan arahan para penguasa mereka di Barat untuk menempatkan antek mereka di Kairo, yang akan melayani proyek-proyek mereka untuk mengepung dan menghilangkan tujuan politik Islam.
Sementara darah rakyat Gaza tertumpah, Sisi mengunjungi Qatar dan Kuwait, mengklaim bahwa agenda dan perhatian utamanya adalah “mendukung Gaza”. Kenyataannya, agenda dan perhatian utamanya adalah untuk melucuti senjata para pejuangnya, memperketat koordinasi keamanan guna mencegah gerakan rakyat atau militer mana pun yang akan menyelamatkan rakyat Gaza, dan untuk memaksakan penyelesaian politik-keamanan yang melayani kelangsungan hidup entitas Yahudi. Jadi, peran Sisi adalah mencegah dibukanya penyeberangan, menyita senjata apa pun sebelum mencapai para Mujahid, dan mengamankan perbatasan untuk melindungi entitas Yahudi dari selatan. Peran jahatnya menjadi jelas melalui ucapan sekutu-sekutunya, entitas Yahudi, ketika mereka menyatakan bahwa mediator Mesir telah menetapkan syarat untuk melucuti perlawanan dengan imbalan gencatan senjata dan bantuan, yang menunjukkan bahwa ia telah melampaui tahap mediasi dan telah menjadi antek bagi orang-orang Yahudi, berbicara atas nama mereka, mengungkapkan keinginan mereka, dan tentu saja bekerja untuk melindungi mereka. Sisi dan para penguasa Teluk tidak bertindak sebagai pemimpin umat, melainkan sebagai perwakilan kepentingan para penjajah. Mereka tidak peduli dengan darah rakyat Gaza, penderitaan rakyat Mesir, atau kemiskinan umat Islam. Sebaliknya, satu-satunya perhatian mereka adalah kepuasan Barat terhadap mereka dan kelangsungan hidup tahta mereka yang lusuh dan rapuh.
Safari ini tidak terpisah dari proyek “aliansi regional” yang diupayakan oleh Amerika Serikat, yang bertujuan untuk mengintegrasikan entitas Yahudi ke dalam kawasan dan membentuk poros keamanan di bawah kepemimpinannya, termasuk Mesir, negara-negara Teluk, Yordania, dan Otoritas Palestina, dengan dalih menghadapi ancaman Iran.
Islam telah mewajibkan umat untuk memiliki satu negara, satu khalifah, dan satu tentara, bukan pemerintahan yang banyak dan loyalitas yang terbagi-bagi. Semua entitas nasional ini tidak sah secara hukum dan tidak mewakili umat, melainkan mewakili Perjanjian Sykes-Picot dan keputusan kolonial.
Wahai rakyat Kinanah (Mesir): Janganlah kamu mengharapkan Sisi, para penguasa Teluk, atau para penguasa Muslim lainnya untuk mengambil tindakan guna mendukung Islam, sebab mereka adalah alat penjajah, pelayannya di negeri-negeri kita, dan tentaranya dalam perangnya melawan agama kita. Keselamatan tidaklah datang dari bawah telapak kaki orang-orang ini, tetapi dari lengan umat dan tentaranya, jika mereka memperbarui kesetiaannya kepada Allah dan Rasul-Nya, serta mengikuti kepemimpinan yang beriman dan bertakwa, yang mengadopsi proyek Khilafah dengan kesungguhan, kesadaran, dan kedalaman wawasan.
Wahai rakyat Kinanah (Mesir), wahai keturunan para sahabat dan tabi’in, wahai putra-putri negeri akidah dan jihad: Sisi tidak mewakili Mesir dan tidak pula mewakili rakyatnya, tetapi ia mewakili musuh-musuhnya. Ia mewakili mereka yang mengkhianatinya di Camp David, mereka yang menggadaikan keputusannya kepada Dana Moneter Internasional, dan mereka yang menjadikan pasukannya sebagai penjaga perbatasan entitas Yahudi, bukan pembebas al-Quds. Janganlah kailian tertipu oleh safarinya atau kebohongannya. Mesir tidak miskin, tetapi kekayaannya dijarah untuk keuntungan Barat, dan sumber dayanya dijual ke Dana Kedaulatan Teluk atas perintah Washington.
Dan kalian, para perwira dan prajurit tentara Mesir: Tidakkah kalian puas jika kalian menjadi seperti kaum Anshar, di awal Islam?! Tidakkah kalian merindukan kehormatan dari sebuah kemenangan?! Jika kalian menolong para pengemban dakwah yang tengah berjuang untuk mendirikan Khilafah yang merupakan kewajiban dari Allah kepada kalian. Saat ini, kalian hanya punya dua pilihan: tetap menjadi alat di tangan penjajah untuk melayani kepentingannya, atau kembali menjadi prajurit Allah, sebagai para pembebas negeri dan pembawa cahaya.
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.” (TQS. Yusuf [12] : 21).
Sumber: alraiah.net, 23/4/2025.
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat