Saatnya Melipat Lembaran Gelap Oslo

Smotrich mengumumkan berakhirnya proyek negara Palestina dengan peluncuran proyek E1 (East One), yang dianggap sebagai implementasi dari apa yang disebut “Rencana Yerusalem Raya”. Proyek ini memisahkan Tepi Barat utara dari Tepi Barat selatan, dan bersama dengan langkah-langkah yang diberlakukan oleh entitas Yahudi di lapangan, menciptakan enklave-enklave bagi penduduk Tepi Barat yang diblokade. Hal ini didahului oleh pembongkaran kamp-kamp di Tepi Barat utara dan penetapan UNRWA sebagai organisasi ilegal, sehingga isu pengungsi tidak lagi tercium di lapangan.
Semua tindakan yang terencana dan meningkat ini hanya menyisakan satu hal untuk dikatakan: Tidak ada yang tersisa dari Perjanjian Oslo di lapangan bagi para pendukung negara Palestina selain sesuatu yang menyerupai negara kuasi (quasi-state), jadi sekalipun negara itu ada namun adanya itu tanpa kedaulatan atau senjata!
Tidak ada isu-isu solusi akhir (al-Quds, perbatasan, dan pengungsi) yang dapat dinegosiasikan!
Tidak ada yang tersisa dari Perjanjian Oslo kecuali pengkhianatan terhadap konsesi PLO atas sebagian besar wilayah Palestina dan pengakuan (yang salah dan keliru) atas hak kaum Yahudi atas sebagian besar tanah Palestina!
Tidak ada yang tersisa dari Oslo ini kecuali koordinasi keamanan yang mengamankan orang Yahudi dan pemukim, serta membuka pintu bagi rezim-rezim yang terlibat sebelum dan sesudah PLO untuk memberlakukan entitas ilegal perampas ini sebagai entitas yang sah!
Tidak ada yang tersisa dari perjanjian pengkhianatan itu kecuali pelaksanaan agenda orang Yahudi, Amerika, dan Eropa dalam memerangi Mujahidin dan mengubah kurikulum untuk menghilangkan nilai-nilai Islam dari jiwa kaum Muslim, lalu menggantinya dengan konsep kufur, perdamaian, dan koeksistensi (hidup berdampingan secara harmonis antara entitas yang berbeda)!
Tidak ada yang tersisa dari perjanjian Oslo kecuali para penguasa yang menguras uang rakyat Palestina, mencekiknya dengan pajak, dan mengikatnya dengan sistem perbankan yang menghitung napas mereka!
Kendati semua fakta ini, dan meski entitas pendudukan berulang kali menyatakan tidak akan mengizinkan berdirinya negara Palestina, serta tidak ada tempat bagi Otoritas Palestina di Gaza, namun para pengikutnya tetap memberikan layanan apa pun yang dapat mereka tawarkan sebagai imbalan atas keberadaan mereka yang berkelanjutan di Gaza, Tepi Barat, atau sisa-sisa Palestina dan rakyatnya yang telah mereka sia-siakan.
Perjanjian Oslo, yang dikubur oleh entitas Yahudi kecuali sisa-sisa yang melayani mereka, dan negara Palestina, yang mereka bunuh sebelum dapat diciptakan dalam rahim pengkhianatan, sungguh sudah saatnya bagi umat Islam untuk melipat bab-bab gelanyap dengan lembaran terakhirnya yang lebih gelap dan lebih hitam: Gaza dan luka-lukanya, bukalah lembaran sejarah dan geografi, sebab dalam geografi Palestina ada mutiara Syam yang dihiasi oleh Muhammad saw dengan malam yang di dalamnya beliau melakukan Isra’, serta ada kiblatnya saw dan kiblat pertama kaum Muslim, juga tempat suci yang ketiga setelah dua tempat suci, bahwa Palestina dari lautnya hingga ke sungainya adalah milik umat Muhammad saw. Adapun sejarah, maka Palestina adalah tanah penaklukan para Sahabat dan orang-orang yang mendapat petunjuk, pembebasan orang-orang saleh, dan kisah-kisah Mujahidin. Di atasnya, Tentara Salib dikalahkan dan di dalamnya, Allah mengalahkan bangsa Tatar. Sehingga Palestina adalah tanah yang harus kembali seperti semula, bukan masalah satu organisasi, melainkan isu satu umat yang akan didatangi oleh para prajurit dari berbagai wilayahnya, menghapus jejak para penjajahnya, dan mengadili para pengkhianatnya. Kemudian, Palestina akan menjadi jantung (pusat) Negara Islam.
﴿وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ * إِنَّ فِي هَذَا لَبَلَاغاً لِقَوْمٍ عَابِدِينَ﴾
“Sungguh, Kami telah menuliskan di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam aż-Żikr (Lauh Mahfuz) bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh. Sesungguhnya di dalam (Al-Qur’an) ini benar-benar terdapat pesan (yang jelas) bagi kaum penyembah (Allah).” (TQS. Al-Anbiyā’ [21] : 105-106).
[Kantor Media Hizbut Tahrir di Tanah yang Diberkahi, Palestina]
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat