Rusia dan Sekutu Latihan Dekat Perbatasan Afghanistan, IMuNe Ungkap Alasannya

 Rusia dan Sekutu Latihan Dekat Perbatasan Afghanistan, IMuNe Ungkap Alasannya

Mediaumat.news – Latihan militer Rusia dan anggota CSTO (Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan) dekat perbatasan Afganistan bermakna dua hal.

“Dipilihnya Tajikistan sebagai lokasi latihan militer gabungan bermakna dua hal,” ungkap Direktur Institut Muslimah Negarawan (IMuNe) Fika Komara kepada Mediaumat.news, Kamis (14/10/2021).

Pertama, untuk menggertak AS yang terus mencoba mendirikan pangkalan militer di dua negara Asia Tengah. Pasalnya, lanjut Fika, sejak bulan Mei, The Wall Street Journal, melaporkan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan kemungkinan mengerahkan pasukan yang ditarik dari Afghanistan di Asia Tengah.

Kedua, Rusia sangat mewaspadai kebangkitan Islam politik. “Baru saja Putin mengungkap kekhawatirannya akan kian banyaknya kehadiran militan Islam asing di Afghanistan yang akan merusak stabilitas kawasan yang sudah pelik itu,” ungkap Fika.

Menurut Fika, Kremlin memahami betul Taliban tidak bisa mengendalikan situasi di Afghanistan sepenuhnya, dan karena itu Rusia melakukan latihan militer, untuk mempersiapkan skenario terburuk.

Poros Islam

Fika juga menjelaskan, poros kekuatan Islam paling nyata ada di Pakistan-Afghanistan, dan negara-negara Asia Tengah. Sementara negara-negara Muslim di Kauskaus Utara dinilai berada di ring kedua yang akan melengkapi kekuatan geopolitik Islam di kawasan Eurasia.

“Seharusnya pemimpin Muslim memiliki kesadaran politik Islam yang lebih mendalam, mengingat begitu besarnya pertarungan pengaruh di kawasan. Umat Islam di sana memiliki keunggulan geopolitik dan SDA, tapi juga di kelilingi kekuatan-kekuatan raksasa,” katanya.

Satu-satunya cara mencegah musuh menginjakkan kaki mereka ke tanah kaum Muslim adalah dengan membentengi mereka, dengan menyatukan Pakistan, Afghanistan dan Asia Tengah sebagai satu negara Khilafah Islam.

“Inilah kekuatan Islam, bukan terletak pada ketergantungan dan aliansi pada musuh-musuh Muslim, apakah itu Cina atau Rusia di Timur atau AS di Barat. Khilafah akan menyatukan sumber daya manusia dan kekayaan alam Muslim, mengubah takdir kawasan melalui kekuatan ideologi Islam,” tegas Fika.

Ideologi Tandingan

Fika juga menambahkan terkait kerusakan dan kecacatan ideologi Kapitalis dan meningkatnya kebencian dan ketidakpercayaan masyarakat terhadapnya, ia tetap menjadi ideologi politik. Kapitalisme belum akan kalah jika belum ada ideologi tandingannya.

“Para pemimpin Muslim harus menyadari ini. Jika sebuah ideologi politik yang diimplementasikan dalam kenyataan sudah renta dan sekarat, tapi tidak ada sistem politik lain yang muncul untuk bersaing dengannya untuk memimpin dunia, dan menghancurkannya dengan pukulan terakhir, maka ia akan tetap dapat mengisi kekosongan politik,” pungkas Fika.[] Fatih Solahuddin

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *