MediaUmat – Rencana perdana menteri entitas penjajah Zionis Yahudi Benjamin Netanyahu untuk menguasai Kota Gaza, dinilai Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi sebagai jalan menuju pembantaian baru.
“Rencana Israel menguasai Kota Gaza, jalan menuju pembantaian baru,” tuturnya kepada media-umat.com, Sabtu (9/8/2025).
Farid menilai, rencana penguasaan Kota Gaza ini ibarat lampu hijau bagi dimulainya babak pembantaian berikutnya.
“Berdasarkan rekam jejak Zionis, setiap kali mereka menguasai suatu wilayah, yang terjadi adalah penghancuran rumah-rumah, pembunuhan massal, pembersihan etnis, dan pengusiran penduduk. Gaza akan kembali menjadi ladang pembantaian, bukan zona keamanan sebagaimana klaim mereka,” ujarnya.
Ia mengingatkan, rencana ini tidak lepas dari peran Amerika sebagai dalang sejati. “Kita tidak boleh tertipu. Netanyahu tidak mungkin berani mengambil langkah sebesar ini tanpa restu penuh dari Washington.
“Amerika Serikat, baik di era Biden maupun Trump, adalah pendukung sejati Zionis Yahudi. AS memberikan senjata, intelijen, dukungan diplomatik, dan payung politik di PBB. Bila rencana ini berjalan, maka tangan Amerika berlumuran darah rakyat Palestina,” ungkapnya.
Farid melihat, diamnya penguasa-penguasa Arab adalah dosa besar dan pengkhianatan nyata terhadap umat Islam dan rakyat Palestina.
“Mereka memiliki kekuatan militer, ekonomi, dan posisi strategis, tetapi memilih menjadi penonton. Bahkan sebagian menjalin normalisasi dengan Israel, seolah tidak peduli bahwa umat di Gaza sedang digiling mesin pembunuh Zionis,” kata Farid.
Ia mengingatkan, mandulnya PBB dalam menghentikan agresi ini membuktikan bahwa lembaga internasional tersebut hanyalah instrumen politik Barat, terutama Amerika. Resolusi demi resolusi diabaikan, veto demi veto dikeluarkan untuk melindungi Israel. PBB hanya bersuara lantang ketika kepentingan Amerika yang terancam, tetapi bisu saat umat Islam dibantai.
Jika rencana ini berjalan dan penguasa Arab tetap berdiam diri, ujar Farid, potensi gelombang kemarahan rakyat di Timur Tengah akan membesar.
“Umat akan menyadari bahwa penguasa mereka telah berpihak pada musuh dan mengabaikan penderitaan saudara seiman. Gejolak ini dapat berubah menjadi perlawanan politik yang mengguncang rezim-rezim boneka Barat di kawasan,” ungkapnya.
Semua ini, kata Farid, kembali mengingatkan bahwa umat Islam tidak memiliki pelindung sejati. Tidak ada satu pun negara yang mengerahkan kekuatan penuh untuk menghentikan agresi Zionis.
“Umat membutuhkan khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah yakni satu kepemimpinan global yang akan mengerahkan militer, diplomasi, dan seluruh potensi umat untuk membebaskan Palestina dan menumpas penjajahan Yahudi,” terangnya.
Rencana penguasaan Kota Gaza, menurut Farid, bukan sekadar urusan Zionis Yahudi. Ini adalah buah busuk dari kolaborasi Amerika dan Zionis, pengkhianatan penguasa Arab, serta kegagalan sistem internasional.
“Umat Islam harus menyadari bahwa solusi sejati tidak terletak pada perundingan atau resolusi PBB, tetapi pada persatuan politik dan militer umat di bawah khilafah ‘ala Minhaj an-nubuwwah yang akan membebaskan Palestina secara tuntas,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat