Rajab: Bulan Kemenangan Umat dan Bulan Kejayaannya

Sesungguhnya kabar gembira itu banyak, dan harapan kita kepada Allah tidak akan terputus. Kami yakin bahwa pergantian zaman pasti terjadi, janji Allah dekat, dan kemenangan umat telah tiba waktunya. Kita kini menunggu panggilan tersebut.
Sebagaimana bulan Rajab menjadi saksi kehancuran Negara Islam, di dalamnya terdapat pula hari-hari kejayaan yang memberi kabar gembira kepada kita dan memberikan harapan bahwa masa depan adalah milik umat ini. Pada bulan Rajab, terjadi Pertempuran Mu’tah, pertempuran besar pertama antara umat Islam dan Romawi, pertempuran dengan kekuatan kufur terbesar pada waktu itu dan negara terkuat di zamannya. Dalam pertempuran ini, pedang Allah yang terhunus, Khalid ibn al-Walid, mundur dengan kemenangan, dengan 3.000 pasukan, meskipun pasukan Romawi berjumlah hampir dua ratus ribu prajurit. Namun demikian, umat Islam tidak kalah dan Romawi tidak menang.
Selain itu, bulan Rajab juga menjadi saksi pembebasan Baitul Maqdis oleh Salahuddin al-Ayyubi, penakluk Salibis, yang mengembalikan Al-Aqsa ke pelukan Islam setelah berpuluh-puluh tahun dikuasai oleh Salibis. Lalu, siapa yang akan membebaskan Al-Aqsa hari ini dan membersihkannya dari kotoran Yahudi? Siapa yang akan menjadi pembela umat ini, membebaskan tanah mereka, dan memperjuangkan nasib orang-orang lemah yang telah dijadikan sasaran seluruh kekuatan Barat?
Pada bulan Rajab juga terjadi Pertempuran Ain Jalut, di mana umat Islam berhasil mengalahkan tentara Mongol dan menghentikan invasi mereka yang menghancurkan menuju tanah Islam. Siapa yang akan menghadapi Mongol zaman ini dan memenangkan umat yang tertindas, yang rakyatnya lemah? Sesungguhnya kemenangan umat ini terletak pada kembalinya kekuasaan mereka dalam Islam dan negara yang akan mengatur kembali prioritas-prioritas, membebaskan tanah, menolong orang-orang yang tertindas, dan membersihkan tempat-tempat suci mereka. Kita harus mengembalikan Barat yang kafir ke tanah airnya dengan kehinaan, jika mereka masih memilikinya.
Kita juga menyaksikan pada bulan Rajab pembukaan Amuria pada masa al-Mu’tasim, ketika beliau menjawab panggilan wanita Muslimah dengan seruan “Wa Mu’tasimah!” dan memimpin pasukan besar menuju kemenangan yang gemilang. Lalu, siapa yang akan membela ribuan wanita yang menjerit dan memohon pertolongan? Siapa yang akan membela wanita-wanita di Syam yang ditindas oleh rezim Assad, antek Amerika? Siapa yang akan membela wanita-wanita di Irak, Chechnya, Turkistan, Mesir, dan tanah yang diberkahi? Siapa yang akan datang untuk mereka selain Mu’tasim baru yang mengaum di hadapan para tiran dan menolak untuk beristirahat sebelum menolong mereka?
Sesungguhnya pencapaian-pencapaian ini bukan hanya peristiwa sejarah yang berlalu, tetapi adalah bukti kemampuan umat Islam untuk bangkit dari keterpurukannya ketika mereka berpegang teguh pada agama mereka dan bersatu di belakang kepemimpinan yang tulus.
Umat ini hanya bisa mengembalikan kemuliaannya jika mereka menyadari posisi dan misi mereka yang sesungguhnya. Kita harus menyadari bahwa Islam bukan sekadar ibadah individual, tetapi adalah sistem kehidupan yang komprehensif dengan hukum-hukum syariah yang wajib diterapkan agar Allah SWT ridha. Secara alami, Islam mengarahkan politik, ekonomi, dan masyarakat, yang menjamin pemeliharaan orang-orang, keamanan, dan kesejahteraan mereka di bawah naungan dan negara Islam.
Khilafah adalah sistem yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syariah, yang merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam dalam urusan agama dan dunia. Mendirikan Khilafah adalah kewajiban, karena ia adalah sistem yang menjaga persatuan umat dan menerapkan Islam. Tanpa Khilafah, umat Islam akan tetap terpecah dan lemah. Maka, perjuangan untuk mendirikannya bukan hanya mimpi atau harapan yang jauh, tetapi merupakan kewajiban syariah yang harus dikerjakan oleh seluruh umat Islam. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sesungguhnya pemimpin itu adalah pelindung. Berperang di belakangnya dan dilindungi dengannya.”
Bulan ini yang mengingatkan kita akan negara Islam dan ketiadaannya, serta kemenangan-kemenangan umat di dalamnya, juga mengingatkan kita untuk bekerja keras dalam membangkitkan umat ini kembali. Dimulai dengan membangun kekuatan yang mewujudkan Islam, memahami masalah-masalah umat, dan menempatkan Islam di pusat kehidupan mereka. Wujud Islam ini adalah yang akan membentuk para pemimpin dan pejabat negara sejati, yang memegang Islam dan mengekspresikannya, serta memberi mereka kekuatan untuk mengubah kenyataan dengan pemahaman yang mendalam tentang Islam, hukum-hukumnya, dan bagaimana cara mengimplementasikannya.
Musuh-musuh Islam telah menyadari bahwa kekuatan kita terletak pada persatuan kita dan bahwa aqidah Islam adalah dasar pemikiran kita dan ikatan yang menyatukan kita. Karena itu, mereka berusaha memecah belah umat ini, menjadikannya tunduk kepada mereka secara politik, ekonomi, dan budaya. Mereka berusaha memisahkan umat dari agama dan hukum-hukumnya agar umat ini mudah dikendalikan. Membebaskan umat ini dari ketergantungan dimulai dengan kembalinya kepada aqidah mereka sebagai ikatan yang sejati dan prinsip, yang akan menjadi dasar pemikiran mereka dan pijakan bagi berdirinya negara mereka.
Kemenangan yang kita harapkan dan perubahan yang kita inginkan tidak akan tercapai tanpa pertolongan tulus dari anak-anak umat yang ikhlas di dalam angkatan bersenjata sebagai kekuatan dan tameng umat ini. Tentara ini adalah anak-anak kita dan saudara kita, mereka adalah bagian dari umat ini, dan kita harus menyeru mereka untuk berpihak kepada umat mereka dan berjuang untuk kemenangan mereka.
Wahai pasukan di Mesir, wahai keturunan Salahuddin dan penakluk Mongol, kalian bertanggung jawab di hadapan Allah untuk membela agama dan umat kalian. Khilafah memanggil kalian dan menunggu pertolongan kalian. Ia adalah kewajiban besar dan kedudukan yang mulia, serta kehormatan besar bagi siapa saja yang mewujudkannya. Tidakkah kalian ingin menjadi pembela agama Allah, sebagaimana para Anshar di Madinah? Tidakkah kalian ingin nama-nama kalian tercatat dalam catatan Allah sebagai para penakluk dan penyelamat umat ini?
Hizbut Tahrir mengajak kalian untuk memberikan pertolongan bagi mendirikan Khilafah Rashidah di atas manhaj nubuwah, karena hanya Khilafah yang dapat mengembalikan kejayaan dan kehormatan umat ini.
—
Penulis: Ustadz Mahmoud al-Laythi
Anggota Media Office Hizbut Tahrir di Wilayah Mesir
Sumber: Jurnal Al-Rayah