Puluhan TKI Disekap di Myanmar, ABI: Perlu Dicari Akar Penyebabnya

Mediaumat.id – Menanggapi penyekapan puluhan tenaga kerja Indonesia di Myanmar, Sekjen Aliansi Buruh Indonesia (ABI) Imam Ghozali mengatakan perlu dicari akar penyebabnya.
“Ini harus dicari akar penyebabnya supaya kedepan jumlah kasusnya tidak semakin meningkat,” ungkapnya di Kabar Petang: Bebaskan Puluhan TKI yang Disekap, Senin (8/5/2023) melalui kanal YouTube Khilafah News.
Imam menilai kasus tenaga kerja Indonesia di Myanmar masuk dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Kasus TPPO ini menurut Imam semakin meningkat. Ia mencatat sejak 2017 hingga 2022 ada 2.356 kasus. “Ini yang tercatat, yang tidak tercatat tentu lebih banyak lagi,” jelasnya.
Dalam pandangan Imam, penyebab banyaknya tenaga kerja ke luar negeri di antaranya adalah faktor ekonomi dan faktor pendidikan.
“Faktor desakan ekonomi membuat mereka harus ke luar negeri. Ini bisa dicegah dengan memakmurkan dan memeratakan kesejahteraan. Kita mengklaim negara kita kaya tapi kok banyak tenaga kerja ke luar negeri? Ini pasti ada masalah yaitu kemakmuran tidak merata. Sistem ekonominya tidak beres sehingga kemakmuran hanya untuk segelintir orang,” kritiknya.
Faktor kedua, sebutnya, adalah faktor pendidikan. Imam mengatakan kebanyakan tenaga kerja Indonesia adalah tenaga kerja unskill karena tingkat pendidikannya rendah, hanya lulus SMK.
“Pemerintah tidak boleh hanya fokus memberantas kasus TPPO tapi juga harus membenahi sistem pendidikannya agar tenaga kerja memiliki skill tinggi,” tambahnya.
Di sisi lain Imam mengklim pemerintah gagal menyediakan lapangan kerja bagi warga negaranya. Bahkan lapangan kerja yang ada diserbu oleh tenaga kerja asing dengan membonceng proyek-proyek asing atas nama efisiensi.
“Cara berpikir kapitalis membuat modal sebagai pedoman utama. Mereka ingin mendapatkan harta sebanyak-banyak sehingga yang kuat adalah modal. Para kapitalis ini yang kemudian menguasai dan menimbulkan bencana kemanusiaan termasuk yang terjadi pada saudara-saudara kita yang mungkin bekerja di luar negeri,” sesalnya.
Oleh karena itu menurut Imam tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Islam sebagai alternatif.
“Jika Islam diberi kesempatan mengatur, negeri ini akan semakin makmur. Permasalahan ketenagakerjaan akan semakin berkurang bahkan hilang,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun