Psikolog: Faktor Awal Bundir Berasal dari Pola Asuh dalam Keluarga

MediaUmat – Psikolog UPTD PPA Provinsi Jawa Barat Nurafni, S.Psi., M.Psi. menyatakan pola asuh dalam keluarga menjadi sebab paling awal dari kasus bundir (bunuh diri) yang kini sedang marak terjadi di kalangan remaja bahkan anak-anak.
“Pengasuhan atau pola asuh dalam keluarga menjadi faktor awal yang menyebabkan orang sampai mengambil keputusan tidak efektif (bundir),” ulasnya Focus to The Point: Bunuh Diri Makin Ngeri, Rabu (6/7/2025) di kanal YouTube UIY Official.
Fungsi dan peran dalam keluarga, lanjutnya, mulai dari peran ayah dan ibu dalam mengasuh anak menjadi awal bagaimana seseorang mengambil keputusan yang efektif atau tidak efektif dalam hidupnya.
“Bagaimana anak berinteraksi sosial dan pertama kali ‘menyapa’ kehidupan itu tergantung bagaimana ayah dan ibunya mengasuhnya dan menjalankan perannya dengan baik dalam keluarga,” tambahnya.
Pola asuh dalam keluarga ini, menurutnya, akan sangat berpengaruh pada seseorang dalam membuat atau mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah.
“Orang tua yang tidak peka dan terlalu terlibat masuk ke sekolah bisa menempatkan anak pada posisi rentan seperti menjadi korban perundungan. Apalagi anak tidak punya figur panutan, akhirnya anak mengambil keputusan tidak efektif,” urainya.
Dari kasus yang pernah ditanganinya, Nurafni juga menyampaikan salah satu penyebab ingin bundir terjadi pada orang yang tidak punya dan tidak tahu arah hidupnya.
“Jika tidak punya visi dan misi hidup, maka tidak tahu hidupnya mau ke mana dan mau apa. Jadi sekalipun hidupnya mapan, tapi bisa punya keinginan bundir,” ungkapnya.
Ia pun berpesan kepada remaja atau siapa saja untuk belajar memfungsikan diri, bermanfaat untuk orang banyak, dan jika sedang ada banyak masalah, yang pertama dan utama dilakukan adalah berbagi.
“Berbagi itu bukan berbagi ceritanya saja, tetapi juga berbagi kebaikan mulai dari bersedekah atau minimal tersenyum. Ini yang paling mudah dan semua orang bisa melakukannya, tidak harus bergantung pada psikolog atau psikiater karena semua orang punya potensi,” pungkasnya.[] Erlina
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat